Distribusi Dokter di Daerah Terpencil, Muhadjir Effendy: Butuh Keikhlasan Berpartisipasi

Muhadjir Effendy menekankan, distribusi dokter di daerah terpencil butuh keikhlasan untuk berpartisipasi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Okt 2020, 14:00 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut, tantangan terbesar dalam pembangunan kesehatan nasional adalah distribusi dokter dan tenaga kesehatan yang masih timpang dalam peringatan Hari Dokter Nasional, Sabtu (24/10/2020). (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan, distribusi dokter di daerah terpencil butuh keikhlasan untuk berpartisipasi. Ini terkait tantangan terbesar dalam pembangunan kesehatan nasional adalah distribusi dokter dan tenaga kesehatan yang timpang.

Di beberapa daerah, khususnya di Daerah Terpencil, Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) masih kekurangan dokter dan tenaga kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 63 tahun 2020, jumlah DTPK sebanyak 62 kabupaten.

Saat ini, Pemerintah telah melakukan program Nusantara Sehat berbasis tim dan individu. Harapannya, masalah pemerataan dan pembangunan kesehatan nasional dapat terselesaikan.

Partisipasi dokter dan tenaga kesehatan, baik dokter muda maupun dokter senior untuk mau ditempatkan di daerah DTPK menjadi suatu keharusan.

"Tentu saja, ini tidak akan bisa seperti yang kita harapkan tanpa adanya kesediaan, keikhlasan dari para dokter untuk menyediakan diri, berpartisipasi, dan ikut menanggung beban yang menjadi tanggung jawab pemerintah ini," tutur Muhadjir saat dialog virtual A Grande Indonesian Medical Virtual Choir/Music Jamming dalam rangka peringatan Hari Dokter Nasional ke-70, ditulis Senin (26/10/2020).

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Penyediaan Sarana dan Fasilitas

Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut, tantangan terbesar dalam pembangunan kesehatan nasional adalah distribusi dokter dan tenaga kesehatan yang masih timpang dalam peringatan Hari Dokter Nasional, Sabtu (24/10/2020). (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Peran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai organisasi yang menaungi seluruh dokter, menurut Muhadjir sangat mendukung program distribusi dokter.

Selain itu, pendekatan pentahelix yang melibatkan banyak pihak, dari pemerintah, pemerintah daerah, kementerian/lembaga juga universitas perlu terlibat untuk menyukseskan pembangunan kesehatan nasional.

"Pemerintah menyiapkan regulasi dan pelaksanaan di lapangan, pengusaha ikut membantu penyediaan sarana dan fasilitas, universitas dan organisasi profesi membantu menjadi pemikir," pungkas Muhadjir sebagaimana keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

"Lalu para tokoh masyarakat dan agama ikut meningkatan disiplin dan pemahaman pada masyarakat agar program pemerintah untuk membangun kesehatan nasional bisa terlaksana dengan baik."


Dokter bak Queen of The Battle

Petugas berpakaian APD lengkap melayani pasien yang secara mandiri melakukan swab test drive thru di halaman parkir rumah sakit di Jakarta, Rabu (12/5/2020). Swab test drive thru dilakukan untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Terkait pandemi COVID-19, Muhadjir meminta dokter dan tenaga kesehatan agar dipenuhi kebutuhannya. Mereka bak Queen of The Battle yang harus didukung kebutuhannya.

Apalagi mereka bertarung menangani COVID-19 dengan ancaman nyawa.

"Ini merupakan tugas yang tidak ringan, bahkan ada beberapa (dokter/tenaga kesehatan) yang terinfeksi serta sebagian lagi sampai meninggal dunia akibat COVID-19," katanya.

"Semua support (dukungan) harus diberikan kepada dokter pertama-tama, bukan kepada yang lain. Tentunya, agar mereka selamat dalam menjalankan tugas."

Peran dokter dan tenaga kesehatan dalam menjaga kesehatan nasional sangat besar. Di masa pandemi, dokter dan tenaga kesehatan adalah tulang punggung yang bertarung menangani COVID-19.


Infografis Wabah Virus Corona Darurat Kesehatan

Infografis Wabah Virus Corona Darurat Kesehatan Global. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya