Kasus Infeksi COVID-19 Melonjak, Spanyol Umumkan Status Keadaan Darurat

Spanyol mengumumkan status keadaan darurat akibat meningkatnya angka infeksi COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 26 Okt 2020, 12:59 WIB
Orang-orang yang memakai masker wajah berjalan di Burgos, Spanyol utara, pada 21 Oktober 2020. (Foto: AFP / Cesar Manso)

Liputan6.com, Madrid - Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan status keadaan darurat baru pada Minggu 25 Oktober 2020 dalam upaya untuk mengekang infeksi virus corona yang melonjak.

Pihak pemerintah memberlakukan jam malam lokal pada malam hari dan melarang perjalanan antar daerah dalam beberapa kasus.

Melansir Channel News Asia, Senin (26/10/2020), langkah-langkah tersebut mulai berlaku mulai Minggu malam dan akan mewajibkan semua wilayah kecuali Kepulauan Canary untuk memberlakukan jam malam dan membatasi jumlah orang yang diizinkan untuk bertemu.

"Kami hidup dalam situasi ekstrim ... ini adalah krisis kesehatan paling serius dalam satu abad terakhir," katanya dalam jumpa pers setelah rapat kabinet.

Catalonia adalah salah satu daerah pertama yang pada hari Minggu telah menggunakan undang-undang baru untuk memberlakukan jam malam, yang akan berlaku pada pukul 10 malam. Tempat-tempat yang terbuka untuk umum harus tutup pada jam 9 malam.

Polisi pun berpatroli di kota sebelum jam malam diberlakukan dan penduduk setempat menyambut baik aturan baru tersebut.

"Saya percaya bahwa dengan cara tertentu suatu tindakan harus diambil karena semuanya menjadi sedikit di luar kendali," kata guru pelatihan kejuruan Paula. "Saya pikir lebih banyak tindakan akan dilakukan, tetapi ini awal yang baik."

Daerah lain yang mengumumkan jam malam mulai Minggu malam termasuk Cantabria dan La Rioja.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Dukungan Aturan Jam Malam

Orang-orang duduk di taman Cerro del Tio Pio di Madrid, Spanyol (14/10/2020). Berbagai wilayah di Spanyol, termasuk Navarra utara dan timur laut Catalonia, sedang merencanakan atau menerapkan pembatasan baru terhadap penyebaran virus corona baru. (AP Photo/Manu Fernandez)

 

Semakin banyak daerah di Spanyol juga meminta pemerintah menerapkan langkah tersebut.

Misalnya wilayah Madrid yang telah membatasi jumlah orang yang dapat bertemu di dalam rumah menjadi hanya enam, serta melarang pertemuan dari rumah tangga yang berbeda.

Wakil presiden Kepulauan Canary Roman Rodriguez menyatakan bahwa dia "puas" bahwa pusat wisata bagi turis telah dikecualikan dari jam malam tetapi mendorong orang untuk tidak lengah.

Pulau-pulau yang menjadi destinasi wisata itu berharap bisa menyelamatkan kondisi pariwisata mereka, setelah Inggris dan Jerman pekan lalu telah memutuskan bahwa mereka tidak lagi berisiko untuk melakukan perjalanan.

Keputusan tersebut akan berfungsi sebagai kerangka hukum untuk menerapkan sistem tingkat peringatan baru, serupa dengan yang telah diterapkan di negara-negara seperti Jerman dan Prancis.

Berdasarkan tingkat risikonya, bepergian antar daerah dapat dilarang jika diputuskan di suatu daerah, kecuali untuk alasan yang dapat dibenarkan seperti bekerja. Pergerakan juga bisa dibatasi di dalam wilayah dalam penguncian lokal.

Sebagian besar wilayah sudah berada di atas parameter untuk dipertimbangkan pada tingkat risiko tertinggi.

 


Kasus di Spanyol

Orang-orang duduk di taman Cerro del Tio Pio di Madrid, Spanyol (14/10/2020). Berbagai wilayah di Spanyol, termasuk Navarra utara dan timur laut Catalonia, sedang merencanakan atau menerapkan pembatasan baru terhadap penyebaran virus corona baru. (AP Photo/Manu Fernandez)

Spanyol memberlakukan salah satu aturan penguncian terberat di awal pandemi dan kemudian melonggarkan pembatasan selama musim panas.

Tetapi seperti banyak negara Eropa lainnya, gelombang kedua telah melanda dalam beberapa minggu terakhir, dan sekarang memiliki salah satu jumlah infeksi tertinggi di Eropa Barat. 

Total kasusnya telah naik menjadi 1.110.372 pada Senin 26 Oktober, sementara jumlah kematian mendekati 35.000.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya