Cegah Anak Alami Obesitas Saat Pandemi COVID-19, Lakukan 4 Hal Ini

Dokter memberikan saran tentang apa yang harus dilakukan untuk mencegah anak mengalami obesitas selama masa pandemi

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 28 Okt 2020, 06:00 WIB
Anak Kembar (Photo by Jelleke Vanooteghem on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi memunculkan anjuran untuk tetap berada di rumah. Hal ini juga dapat berdampak pada berkurangnya aktivitas fisik pada anak dan membuatnya rentan mengalami obesitas.

Dokter spesialis anak Cynthia Rindang Kusumaningtyas dalam siaran persnya mengatakan bahwa menonton televisi atau bermain gim, seringkali menjadi pilihan anak untuk mengisi waktunya selama di rumah.

"Biasanya, selama melakukan kegiatan tersebut, anak juga cenderung lebih sering mengonsumsi berbagai kudapan," kata Cynthia, dikutip Senin (26/10/2020). Ia mengatakan, ketiga gabungan hal tersebut dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak.

Untuk itu, dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah-Puri Indah ini merekomendasikan beberapa hal yang bisa dilakukan anak untuk mencegah anak terkena obesitas di masa pandemi:

  1. Mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan jumlah secukupnya serta menghindari kudapan berkalori tinggi
  2. Minum air putih dengan cukup
  3. Makan sayur dan buah setiap hari agar si kecil cepat merasa kenyang dengan makanan yang sehat
  4. Membuat kesepakatan jadwal bersama keluarga untuk mengurangi waktu menonton televisi atau main video games, dan digantikan dengan aktivitas fisik, misalnya jalan pagi atau bermain sepeda, tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Aktivitas Fisik untuk Anak

sepeda anak/unsplash Neon

Cynthia menambahkan, apabila akan beraktivitas fisik bersama anak, sesuaikan dengan usia dan perkembangannya.

Ia mengatakan, apabila buah hati masih bayi, ajaklah ia bermain dalam posisi tengkurap, mencoba meraih benda dengan merangkak, mendorong benda, atau bermain bola dalam posisi duduk selama 30 menit per hari. Kegiatan tersebut sudah cukup untuk menjadi bentuk olahraga pada anak yang berada dalam kelompok usia bayi.

Sementara untuk mereka yang berusia batita (bawah tiga tahun), Cynthia merekomendasikan aktivitas fisik yang ringan.

"Seperti berjalan-jalan di taman sambil mencari kupu-kupu, bermain pasir, membantu menyiram tanaman dengan total 180 menit sehari, akan menjadi alternatif kegiatan yang menyenangkan bagi anak," tulisnya.

Bagi anak yang berusia lebih besar membutuhkan olahraga dengan intensitas yang lebih tinggi berdurasi 60 menit dalam sehari. Untuk ini, Cynthia menyarankan agar orangtua bisa mengajak mereka melakukan main petak umpet, naik sepeda, hiking, menari, serta berlari.

"Apabila anak Anda tidak menyukai olahraga tertentu, kegiatan harian di rumah seperti berkebun, membantu orangtua mencuci motor atau mobil, bahkan menyapu pun sudah merupakan bentuk aktivitas fisik yang baik," kata Cynthia.

Jangan lupa juga memperhatikan asupan nutrisi bagi anak agar daya tahan tubuhnya tetap terjaga. "Nutrisi yang tepat dan seimbang dapat membantu menjaga daya tahan tubuhnya, sehingga menghindarikan si kecil terkena penyakit."


Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen? (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya