Jokowi Minta Ada Pelatihan dan Simulasi Sebelum Penyuntikan Vaksin Covid-19

Jokowi juga mengingatkan jajaran menterinya untuk menyiapkan jalur distribusi dan sasaran penerima vaksin di setiap daerah sedetail mungkin.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 26 Okt 2020, 16:09 WIB
Jokowi melihat langsung uji klinis Vaksin COVID-19 atau Vaksin Corona Sinovac hari pertama di Bandung. Tampak, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dan Menteri BUMN Erick Tohir mendampingi Presiden Jokowi. (Foto: Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar pelaksanaan vaksinasi dipersiapkan secara detail dan matang. Salah satunya, dengan mempesiapkan pelatihan dan simulasi sebelum vaksin disuntikkan ke masyarakat.

"Lakukan latihan dan simulasi, baik oleh tenaga kesehatan maupun tenaga keamanan atau relawan yang dilibatkan dalam pelaksanaan vaksinasi," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas, Senin (26/10/2020).

Dia juga mengingatkan jajaran menterinya untuk menyiapkan jalur distribusi dan sasaran penerima vaksin di setiap daerah sedetail mungkin. Sehingga apabila vaksin sudah tersedia, pelaksanaan vaksinasi dapat berjalan dengan lancar.

"Mengenai pelaksanan vaksinasi, saya minta timeline diselesaikan memperhatikan ketersediaan sarana prasarana dan infrastruktur pendukung, jalur distribusi dan internal interval pemberian vaksin yang akan digunakan per wilayah," tutur dia.

Jokowi menilai masyarakat harus diberikan informasi secara gamblang mengenai pelaksanaan vaksinasi. Misalnya, kelompok mana saja yang mendapat vaksin pertama kali beserta alasannya serta harga vaksin Covid-19 mandiri

"Daerah ini kapan, saya minta detail. daerah ini kapan, siapa yang dapat, siapa yang gratis, siapa yang bayar, semuanya harus direncanakan, dipersiapakan dengan detail," kata Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Beragam Vaksin

Seperti diketahui, pemerintah saat ini memang tengah mempersiapkan beberapa jenis vaksin Covid-19. Lima diantaranya adalah Sinovac, Sinopharm, CanSino, Genexine, dan AstraZeneca.

Adapun kandidat vaksin tersebut masih menjalankan uji klinis tahap III, sebelum diproduksi secara besar-besaran. Pemerintah awalnya berencana mulai menyuntikkan vaksin pada November 2020. Namun, kemungkinan rencana tersebut gagal.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kemungkinan vaksin ini tidak bisa masuk ke Indonesia. Hal ini disebabkan belum mendapatkan izin penggunaan darurat yang dikeluarkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya