Liputan6.com, Wisconsin - Setelah gagal menjadi capres AS pada September lalu, rapper Kanye West sempat hadir dalam siaran podcast bersama Joe Rogan. Dalam kesempatan tersebut ia mengaku bahwa panggilan jiwanya sekarang adalah menjadi "pemimpin dunia".
"Saya di sini hanya ingin mengekspresikan mengapa Tuhan memanggil saya untuk mengisi jabatan ini. Saya adalah seorang pemimpin besar karena saya mendengarkan dan punya rasa empati. Saya percaya pada perdamaian dunia," imbuhnya.
Advertisement
Dalam siaran podcast tersebut, Kanye juga menyinggung industri musik yang menurutnya masih perlu dibenahi.
Dikutip dari Variety, Selasa (27/10/2020), Kanye juga bercerita bahwa menurut ayahnya, industri musik adalah bisnis yang buruk dan ia pun setuju dalam beberapa hal, terutama mengenai kontrak.
"Michael Jackson, Prince, semua itu yang terpikirkan ketika saya bicara kita perlu berinovasi tentang kontrak. Ini bukan soal saya ingin mendapatkan master (rekaman), tapi tentang kebebasan," tambahnya.
Beberapa waktu lalu, Kanye juga mengutarakan hal senada, dimana ia menyebut bahwa dalam industri streaming musik, pemilik master lah yang meraup pundi-pundi terbanyak, sementara musisinya justru mengais sisanya.
"Sang artis berhak memiliki master-nya sendiri," tulisnya dalam sebuah unggahan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gagal Dalam Pencalonan Capres AS
Dikutip dari Foxnews, sebelumnya Kanye West telah mencoba untuk masuk dalam pencalonan presiden AS sebagai calon independen dalam pemilu 2020. Ia mencalonkan diri di bawah sebuah partai baru yang bernama "The Birthday Party".
Namun impian Kanye tersebut harus gugur karena pihaknya melewatkan tenggat waktu terakhir dalam pendaftaran calon presiden dari negara bagian Wisconsin. Ia telat 14 detik sebelum komisi pemilihan umum setempat memutuskan untuk mencoret namanya dari surat suara.
Pihak Kanye sempat membawa masalah ini ke jalur hukum, namun pengadilan Wisconsin memutuskan bahwa keputusan KPU untuk mencoret namanya sudah tepat.
Alhasil Kanye West gagal menginjakkan kakinya menuju perebutan kekuasaan.
Reporter: Ruben Irwandi
Advertisement