Jelang Hari Sumpah Pemuda, Melihat Peran Generasi Muda di Tengah Pandemi COVID-19

Pada 2020, peringatan Hari Sumpah Pemuda berbeda dari tahun sebelumnya seiring pandemi COVID-19 yang terjadi.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Nov 2020, 19:34 WIB
Ilustrasi Sumpah Pemuda | pexels.com/@diohasbi

Liputan6.com, Jakarta - Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap 28 Oktober. Peringatan Hari Sumpah Pemuda ini lahir dari rangkaian Kongres Pemuda II di Batavia pada 27-28 Oktober 1928.

Dari rangkaian kongres itu lahir Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 dan menghasilkan isi Sumpah Pemuda.

Isi sumpah pemuda itu: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Pada 2020, peringatan Hari Sumpah Pemuda berbeda dari tahun sebelumnya seiring pandemi COVID-19 yang terjadi. Kali ini tema Hari Sumpah Pemuda mengusung tema bersatu dan bangkit.

Seiring pandemi COVID-19 yang terjadi, generasi muda sebagai harapan suatu bangsa juga punya peran penting. Dosen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Universitas Airlangga (Unair), Margaretha menuturkan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan generasi muda saat ini meski di tengah pandemi.

Pertama, pemuda menjaga kesehatan dengan kesadaran kesehatan publik di atas kesehatan individu dan kelompok.

Margaretha menuturkan, ini artinya patuh dengan aturan kesehatan dan siap vaksinasi agar tidak merugikan orang lain hanya demi kesenangan diri.

"Jika pemuda tidak mengutamakan kesehatan publik, artinya dia hidup bukan untuk negaranya. Saat ini hidup untuk diri sendiri sulit dilakukan. Kita pasti tergantung kepada orang lain, maka harus menghargai kesehatan orang lain. Bekerja sama dan saling menjaga kesehatan adalah cara pemuda Indonesia berkontribusi untuk komunitasnya,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (26/10/2020).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pemuda Siap Mengelola Tantangan Hidup

Kedua, pemuda juga siap mengelola tantangan hidup ke depan dengan mampu berkarya kreatif untuk memunculkan peluang kerja dan karya baru.

Margaretha menuturkan, beberapa kegiatan kerja dan karya di masa pra pandemi tidak bisa atau sulit dilakukan. Pemuda tidak boleh pantang menyerah. Margaretha mengatakan, kondisi saat ini tantangan yang diberikan zaman bagi pemuda.

"Yang kerja di hotel harus berkreasi agar industri pariwisata bergeliat lagi. Yang di industri jasa harus siap mengadaptasi bisnisnya dengan sistem new normal. Di dunia bisnis, inovasi dan berjejaring agar ekonomi bisa berjalan harus terus dilakukan, dan seterusnya,” tutur dia.

Margaretha mengatakan, pemuda justru harus semangat menghadapi tantangan ini karena di pundak pemuda, komunitas berharap meski melewati pandemi, tetap memiliki masa depan.


Pemuda Jadi Tonggak Harapan Hidup yang Lebih Maju

Ketiga, pemuda juga harus menjadi tonggak harapan hidup yang lebih maju secara ilmu pengetahuan dan teknologi dan damai sejahtera. 

Margaretha mencontohkan, seorang pemuda harus siap belajar, tidak takut menguasai bahasa asing. Selain itu juga siap belajar teknologi, bukan hanya pengguna dan pasar.

"Juga selalu konsisten untuk menjaga kedamaian dan sejahtera negara ini. Tidak ikut merusak, bertikai, dan membenci.  (Merusak, bertikai, membernci-red), yang justru akan mengikis persatuan negara yang sudah susah payah dibangun dan dipertahankan," kata dia.

Margaretha mengatakan, pemuda juga harus melek teknologi dan kritis informasi. "Jadi pemuda bukan hanya budak teknologi dan mudah dibodohi hoaks,” kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya