Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin bingung saat merasa sakit perut namun saat masuk toilet tidak ada yang ingin dikeluarkan. Sehingga Anda bingung tindakan apa yang harus dilakukan untuk meredakan gejalanya.
Perlu Anda ketahui bahwa tindakan penanganan tergantung gejala yang dialami. Henry Herrera, MD, seorang ahli gastroenterologi di DHR Health Gastroenterology di Texas, Amerik Serikat membuat daftar gejala umum sakit perut, yang dapat terjadi setiap kali ada iritasi pada lapisan perut, yaitu:
Advertisement
- Sakit perut
- Kembung
- Bersendawa berlebihan
- Perut kembung yang berlebihan
- Mual
- Kehilangan selera makan
- Muntah
Agar Anda tidak langsung minum obat bebas yang belum tentu berhasil, cobalah tips berikut ini, dilansir dari Womens Health Mag
1. Beri waktu
Sakit perut ringan bisa hilang dengan sendirinya. Kondisi ini sangat umum bagi yang suka bepergian ke luar negeri. Itu karena tubuh juga harus menyesuaikan diri dengan bakteri baru dalam makanan dan air yang Anda konsumsi saat jauh dari rumah. Sehingga Anda hanya perlu waktu untuk tubuh menyesuaikan dan sembuh dengan sendirinya, saran Amit Bhan, MD, seorang ahli gastroenterologi di Henry Ford Hospital di Detroit.
2. Coba antasida
Gas yang kita keluarkan bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu makanan pembentuk gas seperti sayuran hijau, buah-buahan yang dimakan dengan kulitnya, minuman berkarbonasi, kembang kol, dan kacang-kacangan. Satu lagi karena menelan udara, kata Michael Wolfe, MD, kepala gastroenterologi di Boston University's School of Medicine. Orang orang biasa 'menelan udara' ketika minum dengan sedotan, berbicara saat mulut penuh, makan terlalu cepat, atau saat gugup.
Jika masalahnya adalah gas, cobalah minum obat yang dijual bebas seperti antasida atau obat gas bebas lainnya yang cocok untuk Anda.
3. Makan yogurt
Jika Anda selalu menghadapi masalah perut seperti kembung, yogurt dapat membantu menjaga sistem pencernaan Anda dalam kondisi prima. Kembung bisa merupakan gejala menstruasi hingga sembelit.
Cobalah untuk menghindari garam, karena sifat garam menahan air, serta hindari makanan yang menyebabkan gas (tidak harus semuanya). Selama Anda toleran laktosa, mengonsumsi yogurt dapat membantu mengatur sistem pencernaan Anda.
Simak Video Berikut Ini:
4. Hindari makanan pedas dan minuman berkarbonasi
Mengonsumsi makanan pedas sebelum tidur menjadi penyebab umum refluks asam lambung, sebagaimana makan terlalu banyak atau terlalu cepat, merokok dan banyak minum. Namun, jika dikonsumsi sebelum tidur, umumnya gejala sakit perut melanda di malam hari, saat Anda dalam posisi berbaring, kata Minh Nguyen, MD, dari Fox Chase Cancer Center di Philadelphia. Asam mengalir dari perut ke kerongkongan dan tenggorokan, sering menyebabkan mulas, atau sakit tenggorokan dan batuk.
Bersendawa juga merupakan respons refleks alami terhadap peningkatan gas dalam sistem pencernaan Anda, kata Rita Knotts, MD, ahli gastroenterologi dan asisten profesor kedokteran di NYU Langone Health.
Nguyen merekomendasikan obat yang dijual bebas. Namun jika Anda ingin mengurangi konsumsi obat maka kurangi pencetus masalah tersebut. Knotts menyarankan untuk menghindari soda. Lebih baik minum air putih biasa, mengonsumsi makanan kaya serat dan makan perlahan agar tubuh bisa memecah makanan lebih baik.
5. Minum teh jahe, teh chamomile, atau jus aloe vera
Jahe memiliki sejarah panjang yang sukses digunakan sebagai obat pereda sakit perut. Meskipun belum ada penjelasan ilmiah, namun rasa hangat jahe selalu ampuh menenangkan perut yang sakit. Untuk menambah rasa, Anda bisa menambah madu ke dalam sari dari parutan jahe.
Teh chamomile juga dapat meredakan gejala sakit perut, termasuk mual dan muntah, selain memiliki sifat anti-inflamasi dan merilekskan otot polos di saluran cerna.
Aloe vera atau lidah buaya dapat berfungsi sebagai obat pencahar untuk mengatasi sakit perut akibat sembelit. Jus lidah buaya dapat meredakan gejala refluks asam dengan mengurangi frekuensi gejala yang terkait dengan kondisi tersebut, menurut sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam Journal of Traditional Chinese Medicine.
6. Kurangi mengonsumsi makanan cepat saji, tingkatkan asupan serat, makan perlahan, lakukan olahraga rutin
Ada tidak tahu berapa kadar gula dari makanan cepat saji. Jika Anda bukan pecandu makanan cepat saji dan masih merasa sakit setelah makan, kemungkinan (meski kemungkinanannya kecil) Anda menderita penyakit kantung empedu. Penyakit ini sering ditemukan pada wanita dibandingkan pria dan beberapa memilikinya tanpa tahu penyebabnya, kata Francisco Marrero, MD, ahli gastroenterologi di Klinik Cleveland. Jika ini masalahnya, segera periksakan ke dokter.
Sebagaimana saran sebelumnya, konsumsi makanan kaya serat dapat mengatur kembali saluran cerna dengan baik. Juga, makanlah dengan perlahan untuk memberi tubuh waktu dalam memecah makanan.
Sedikit bergerak terkadang dapat menyebabkan sembelit juga. Berolahragalah selama 30 menit setiap hari dan jaga agar tubuh Anda tetap terhidrasi.
Advertisement
7. Cobalah akupunktur atau terapi perilaku kognitif
Terkadang penyakit pencernaan, seperti gastritis atau tukak lambung, mungkin menjadi penyebab gangguan pencernaan. Tetapi yang lebih umum, gangguan pencernaan kronis dikenal sebagai dispepsia fungsional atau lebih dikenal dengan gangguan pencernaan tanpa diketahui masalah kesehatan dibaliknya, menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK).
Untuk solusi jangka pendek, Anda bisa mengatasi kembung dengan antasida. Sedangkan untuk jangka panjang, dokter merekomendasikan terapi perilakuu kognitif atau akupuntur, karena gangguan pencernaan dapat disebabkan oleh stres.
8. Hindari berbaring terlalu cepat setelah makan
Ini penting terutama bagi orang yang rentan terhadap refluks asam. "Berbaring [terlalu cepat] akan mengakibatkan isi perut berpindah ke kerongkongan, yang mengakibatkan perasaan tertekan atau nyeri yang tidak menyenangkan, bersamaan dengan rasa pahit," kata Dr. Herrera.
9. Mandi air hangat
"Air hangat telah digunakan untuk menghilangkan stres, yang sering kali bermanifestasi sebagai sakit perut pada banyak pasien. Air juga membantu mengendurkan otot-otot yang tegang yang dapat muncul setelah hari yang melelahkan," kata Dr. Herrera.
10. Kapan Anda harus ke dokter karena sakit perut
Kecuali rasa sakitnya parah sampai mengganggu aktivitas Anda, Anda tidak perlu bolak balik ke dokter. Terutama jika sakit perut dibarengi dengan gejala bermasalah lainnya seperti darah di feses, pendarahan rektal, pucat, penurunan berat badan, kesulitan menelan, mata menguning, dan mual atau muntah yang parah, maka sebaiknya segera pergi ke dokter.
"Meskipun kebanyakan orang menganggap sakit perut sama dengan gastritis, penting untuk dipahami bahwa secara naluriah, nyeri di area perut Anda dapat disebabkan oleh berbagai proses penyakit yang tidak terbatas pada perut," kata Dr. Herrera.
Dalam kasus yang lebih jarang, sakit perut dapat menandakan masalah dengan organ lain termasuk kantong empedu, usus, pankreas, atau mungkin merupakan tanda kanker atau infeksi.
Infografis Urutan Penerima Vaksin Covid-19 di Indonesia
Advertisement