Bangunan 400 Tahun di China Diubah Jadi Tempat Wisata dan Restoran Mewah

Di restoran mewah di bangunan bersejarah di China ini, Anda akan dilayani seperti anggota kerajaan.

oleh Henry diperbarui 27 Okt 2020, 09:03 WIB
Bangunan 400 Tahun di China Diubah Jadi Tempat Wisata dan Restoran Mewah. (dok.Instagram @yangqun/https://www.instagram.com/p/CGeufYQF0dJ/Henry)

Liputan6.com, Jakarta -  China punya banyak tempat dan bangunan bersejarah yang dijadikan kawasan wisata. Salah satunya adalah Prince Shuncheng Mansion atau Prince Kung Mansion di Chaoyang District, Beijing.

Tempat ini dulunya adalah bangunan tua yang berada di kompleks kerajaan Dinasti Qing dan diduga sudah berusia 400 tahun lebih. Tempat wisata ini sempat menjadi kediaman Pangeran Schuncheng yang sangat dikenal di masa Dinasti Qing.

Bangunan bertingkat tersebut memiliki luas sekitar 3.000 meter persegi. Dilansir dari laman Asiaone, 24 Oktober 2020, pemilik awal tempat ini adalah Lekdehun, seorang keturunan kerajaan Dinasti Qing, yang lebih dikenal sebagai Pangeran Shuncheng, atau biasa disapa Jun, pada 1648.

Setelah jatuhnya Dinasti Qing, rumah besar itu diambil alih oleh panglima perang Zhang Zuolin, pada 1924. Zhang beserta putranya Zhang Xueliang, menguasai rumah itu sebagai tempat tinggal barunya. Bangunan ini juga termasuk bersejarah setelah Xueliang menjadi sosok yang terkenal karena menculik Chiang Kai-shek, pimpinan Partai Nasionalis yang saat itu berkuasa di China dan membawanya ke tempat ini.

Xueliang memaksa Chiang Kai-shek untuk bekerja sama dengannya untuk memerangi Jepang yang berusaha menguasai China pada 1936. Kejadian itu berperan penting dalam mengubah sejarah China yang melepaskan diri dari penjajahan Jepang.

Saat Republik Rakyat China (RRC) resmi didirikan pada 1949, rumah tersebut dipakai untuk kantor Konsultatif Konferensi Politik. Sebagian komplek itu juga disewakan kepada subkontraktor, yang akan digunakan sebagai hotel, restoran dan tempat menggelar berbagai acara.

Pada 1994, seluruh bangunan dipindahkan ke Taman Chaoyang dan menjadi kawasan wisata sekaligus restoran mewah. Halaman belakang restoran penuh dengan kolam ikan dan tanaman hijau, membuat suasana terasa nyaman dan asri.

Restoran ini dibuka untuk umum, yang akan menyajikan beragam makanan ringan tradisional, yang pernah disajikan di istana kerajaan Dinasti Qing. Anda juga akan dilayani seperti anggota kerajaan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Dibatasi 30 Pengunjung

Tempat Wisata di China, Prince Shuncheng atau Prince Kung Mansion. (dok. Instagram @claire_splt/https://www.instagram.com/p/B8g_vLcoN_Q/?igshid=15qd1rxzr94wc/Vriskey Herdiyani)

Tahun lalu, pengelolaan tempat wisata tersebut berganti dari Beijing Tourism Group ke tangan Kuntai Royal Hotel. Sebagai pemilik baru, Kuntai ingin menjalankan Prince Shuncheng Mansion dengan maksimal tanpa mengeksploitasi secara berlebihan, termasuk dengan cara membatasi pengunjung.

"Kami hanya membatasi sekitar 30 tamu di dalam restoran karena kami ingin mereka merasa lebih nyaman dan bisa menikmati suasana di tempat ini dengan lebih baik," terang Randy De, GM Kuntai Royal Hotel.

Mereka juga membatasi jam operasi, yaitu dari pukul 11.00--20.00 dan hanya menyediakan menu sarapan dan afternoon tea menjelang sore hari. Untuk afternoon tea tiap pengunjung harus membayar sebesar 59 dolar AS atau sekitar Rp855 ribu dengan berbagai pilihan menu mulai dari camilan, buah-buahan sampai makanan berat seperti Ayam Goreng Vietnam dan Spanish Ham.

Selain sebagai tempat wisata, Prince Shuncheng Mansion juga bisa digunakan sebagai tempat pernikahan dan banyak yang merasa puas karena masih bangunannya masih bernuansa tradisional China. Pihak Kuntai Royal Hotel juga berencana membuat sejumlah renovasi untuk membuat tempat bersejarah di China ini semakin menarik lagi sambil tetap mempertahankan nuansa sejarahnya. (Vriskey Herdiyani)

Infografis Virus Corona Mereda di China, Menyebar di Dunia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya