Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka pemberdayaan ekonomi pesantren, Bank Indonesia mendorong pembuatan holding bisnis pesantren.
Holding bisnis pesantren ini merupakan program penguatan kemandirian bagi pondok pesantren dengan tujuan mendukung akselerasi ekonomi.
Advertisement
"Holding bisnis pesantren merupakan program penguatan kemandirian pesantren yang ditujukan untuk mendukung akselerasi ekonomi dari unit-unit usaha yang ada di pondok pesantren," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Pembukaan Musyawarah Kerja Nasional Ke-1 Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Indonesia secara virtual, Jakarta, Selasa (27/10).
Perry menjelaskan, keberadaan holding bisnis pesantren akan mempermudah inisiatif-inisiatif strategis terkait pengembangan pesantren. Termasuk juga peningkatan tata kelola pesantren dan pengembangan pasar bersama pesantren.
Selain itu pendirian holding bisnis pesantren memberikan efek yang sangat kuat pada pondok pesantren dengan volume bisnis yang besar. Terutama dalam melakukan negosiasi dengan mitra-mita bisnis lain.
Maka, lanjut Perry, strategi utama dalam pembentukan holding bisnis pesantren ini dengan meningkatkan akses dan penetrasi pasar. Tak ketinggalan dengan peningkatan akses terhadap keuangan.
Pembentukan holding bisnis pesantren ini pun telah dilakukan sejak tahun lalu. Diikuti 100 pondok pesantren sejak tahun 2019 yang digagas oleh Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren).
"Alhamdulillah inisiasi pembentukan holding bisnis pesantren ini lewat Hebitren dengan deklarasi Jakarta, pada ISEF ke-6 tahun 2019," kata Perry.
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Strategi Bank Indonesia Kembangkan Ekonomi Syariah dari Pondok Pesantren
Bank Indonesia menjadikan pondok pesantren sebagai salah satu bagian penting dalam perumusan pengembagan ekonomi syariah di Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan program pengembangan yang disusun bank sentral dirancang untuk mendukung unit-unit usaha di pesantren.
Program-program tersebut dirancang dalam 6 prioritas utama. Pertama, memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian pesantren, masyarakat dan nasional.
"Memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian pesantren, masyarakat dan nasional," kata Perry dalam Pembukaan Musyawarah Kerja Nasional Ke-1 Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Indonesia secara virtual, Jakarta, Selasa (27/10/2020).
Kedua, program pengembangan ekonomi syariah akan menjadi arus pertumbuhan baru. Mendukung penguatan ekonomi syariah melalui pemberdayaan ekonomi pesantren.
"Melalui peningkatan kapasitas ekonomi pesantren, mendorong ekonomi lokal untuk mendukung pertumbuhan yang inklusif," sambung Perry.
Ketiga, membangun ekosistem pesantren dengan program yang bersifat dari hulu ke hilir (end to end process). Program ini dilakukan mulai dari dikemas pada tahap-tahap input produksi, manajemen dan pemasaran.
Keempat, peta jalan kemandirian pesantren dalam mengelola beberapa hal. Mulai dari replikasi model usaha, virtual market, central excellent dan pembentukan holding bisnis.
Kelima, melakukan peningkatan akses pesantren. Baik dari sisi pasar keuangan, wirausahawan, jejaring, teknologi maupun digitalisasi.
Keenam, dalam program pegembangan ekonomi syariah, Bank Indonesia akan membangun pesantren dengan memperkuat infrastruktur dan kerjasama kelembagaan. "Keenam membangun pesantren dengan memperkuat infrastruktur dan kerjasama kelembagaan," kata Perry mengakhiri.
Advertisement