Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan pendiri Alibaba Jack Ma diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar USD 27 miliar atau setara Rp 395,1 triliun.
Kekayaan Jack Ma diprediksi meroket berkat keberhasilan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) Ant Group di bursa saham Hong Kong.
Selain Jack Ma, IPO Ant Group juga membuat 18 orang lainnya menjadi miliarder.
Baca Juga
Advertisement
Ant Group merupakan anak perusahaan milik Alibaba Group yang menjalankan bisnis platform pembayaran digital Alipay dan terhubung dengan Alibaba.
Dalam IPO-nya, Ant Group menawarkan 41,76 lembar saham atau 2,5 persen dari total sahamnya di Hongkong.
Pasalnya IPO Ant Group berhasil menggalang dana hingga USD 35 miliar. Demikian dikutip dari Forbes, Rabu (28/10/2020).
Sekadar informasi, jika nilai sahamnya di Ant Group ditambah dengan kepemilikan Jack Ma atas Group Alibaba total nilai kekayaannya akan berjumlah USD 68 miliar atau setara Rp 995,5 triliun.
Orang Terkaya ke-12
Dengan angka kekayaan di atas, Jack Ma akan menjadi orang terkaya nomor 12. Posisinya persis di belakang salah satu pendiri Google, Sergey Brin, menurut Daftar Real-Time Miliarder Forbes.
Tingginya angka IPO Ant Group ini kian menegaskan peran Tiongkok sebagai salah satu negara berpengaruh di bidang teknologi finansial.
IPO tersebut juga meningkatkan posisi Tiongkok di pasar modal internasional. Di satu sisi, pemerintah Tiongkok juga berupaya meningkatkan industri teknologi utama di negaranya seperti industri semikonduktor. Hal inipun ditengarai makin menutup celah ketertinggalan dengan Amerika Serikat.
Meningkatnya jumlah miliarder baru dari Tiongkok juga membuat Tiongkok kian diperhitungkan di Asia maupun dunia. Saat ini, Tiongkok disebut-sebut sebagai negara dengan ekonomi terkuat kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.
Advertisement
CEO Alibaba Group Juga Jadi Miliarder
Selain Jack Ma, orang Tiongkok lainnya yang menjadi miliarder berkat IPO Ant Group adalah CEO Alibaba Group Daniel Zhang. Ia memiliki saham di Ant dengan besar USD 1,5 miliar.
Penawaran saham perdana ini dilakukan jelang Pilpres AS pada 3 November mendatang. Perusahaan Tiongkok lain yang IPO di AS antara lain adalah Alibaba dan NetEase.
Keduanya juga melakukan IPO kedua di Hong Kong pada tahun lalu, setelah pemerintah Presiden Trump mengancam untuk menghapus perusahaan-perusahaan tersebut dari AS jika gagal memenuhi standar akuntasi AS.
(Tin/)