Liputan6.com, Jakarta- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, menyerah dalam pengendalian Virus Corona COVID-19 merupakan hal yang berbahaya.
Ia pun juga menyerukan diakhirinya politisasi dalam penanggapan COVID-19 pada konferensi pers di Jenewa pada 26 Oktober 2020.
Advertisement
"Ilmu pengetahuan terus memberi tahu kita kebenaran tentang virus ini, bagaimana menahannya, menekannya dan menghentikannya kembali dan bagaimana menyelamatkan nyawa di antara mereka yang terpapar," ujar Tedros, seperti dikutip dari CNN, Selasa (27/8/2020).
Menurut Tedros, banyak negara dan kota di dunia banyak negara dan kota telah mengikuti sains, dan mampu menekan Virus Corona COVID-19 dan meminimalkan jumlah kematian.
"Kepemimpinan yang cepat dan terencana dapat membantu menekannya (COVID-19)," Tedros.
Di kesempatan itu, Tedros juga menyebutkan, "Yang akan menyelamatkan nyawa adalah sains, solusi, dan solidaritas".
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kepala Staf Gedung Putih Sebut AS Tak akan Lagi Kendalikan COVID-19
Pada 25 Oktober 2020, Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan kepada CNN bahwa AS "tidak akan lagi mengendalikan" pandemi Virus Corona COVID-19.
"Kami akan mengontrol fakta bahwa kami mendapatkan vaksin, terapi, dan area mitigasi lainnya," kata Meadows kepada Jake Tapper dari CNN dalam "State of the Union."
Sementara itu, Tedros mengatakan negara-negara di dunia dapat melakukan keduanya, dan menggarisbawahi bahwa banyak negara Eropa telah melakukannya.
"Kita tidak boleh menyerah dan itulah mengapa kami mengatakan - meskipun kami setuju dengan Kepala Staf bahwa ... melindungi yang rentan itu penting," tutur Tedros.
"Tetapi menyerah dalam mengendalikan bisa berbahaya dan kendali juga harus menjadi bagian dari strategi" tambahnya.
Tedros melanjutkan, bahwa setiap pemerintah dan warga negara harus melakukan bagian mereka dalam menekan COVID-19.
"Kalau dibiarkan bebas bisa memicu malapetaka," imbuh Tedros, seraya menambahkan bahwa hal itu terutama terjadi ketika belum adanya vaksin atau terapi yang tersedia.
Advertisement