BNPT Data WNI Eks Kombatan ISIS di Kamp Pengungsian, Bakal Dipulangkan?

BNPT memperkirakan ada sebagian di antara WNI eks kombatan itu pindah dari kamp pengungsian menuju sejumlah negara penuh konflik.

oleh Zainul Arifin diperbarui 28 Okt 2020, 19:00 WIB
Kepala BNPT Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar dalam acara deklarasi kesiapsiagaan penanggulangan terorisme di Kota Batu pada Selasa, 27 Oktober 2020 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Kota Batu - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendata sedikitnya ada 1.200 WNI eks kombatan ISIS di kamp-kamp pengungsian. Ada indikasi sebagian di antara mereka sudah bergerak pindah menuju beberapa negara rawan konflik seperti Yaman.

Kepala BNPT Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, sejak awal tahun lalu pemerintah punya keinginan memulangkan para WNI eks ISIS di kamp pengungsian yang tersebar di Suriah, Irak maupun Iran.

“Kami ingin mengurus dan memulangkan mereka. Karena ada pandemi Covid-19, sementara ini dibiarkan dulu,” kata Boy Rafli di Kota Batu, Selasa, 27 Oktober 2020.

Ia menyebut WNI di kamp penahanan ada yang sedang menunggu proses hukum. Sedangkan, perempuan dan anak ada di pengungsian. Tapi tidak sedikit pula sudah relokasi ke Yaman, Afganistan, Filipina selatan, dan daerah konflik lainnya.

Karena itu, pemerintah sedang menyusun langkah lanjutan. Serta, bekerjasama dengan ICRC atau Palang Merah Internasional yang banyak mengurus pengungsi di kamp pengungsian di utara Irak. Memverifikasi ulang data serta membahas lebih lanjut rencana berikutnya.

BNPT bersama lintas kementerian sedang menyusun langkah lanjutan soal rencana pemulangan WNI eks ISIS itu. Sebab, ini berkaitan dengan banyak aspek seperti hukum, hubungan luar negeri, kesehatan, sosial, ekonomi dan lainnya.

“Dengan verifikasi itu bisa dilihat berapa yang masih tinggal kamp dan berapa yang relokasi ke daerah konflik. Tidak sedikit yang sudah pindah ke Yaman,” tutur Boy.

Simak Video Pilihan Berikut Ini


Tantangan Besar

Penandatanganan deklarasi kesiapsiagaan penanggulangan terorisme di Kota Batu pada Selasa, 17 Oktober 2020 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Boy Rafli menyebut apa yang sudah dilakukan para WNI yakni memilih bergabung dengan ISIS adalah kesia-siaan. Oleh lembaga internasional, mereka distempel sebagai foreign terrorist fighters (FTF) atau petempur teroris lintas batas di beberapa negara.

Namun, kondisi kehidupan mereka sekarang memprihatinkan. Boy tak memungkiri sebagian di antara mereka terhasut propaganda global. Ini menjadi pekerjaan besar semua pihak agar tidak ada WNI yang berbuat serupa.

“Jangan melakukan hal sia-sia. Ada banyak program bagus yang bisa diikuti demi kebaikan bangsa dan negara. Ada bela negara dan program bagus pemerintah lainnya,” ujar Boy.

Kepala BNPT Boy Rafli Amar hadir di Kota Batu untuk deklarasi kesiapsiagaan nasional penanggulangan terorisme. Deklarasi melibatkan semua unsur serta pemuda. Termasuk memberi santunan beberapa penyintas korban bom di geraja Surabaya pada 2018 silam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya