Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi percakapan, WhatsApp terus berupaya menciptakan ruang yang aman bagi pengguna, terutama mengurangi penyebaran kabar bohong atau hoaks.
Salah satu caranya dengan membatasi fungsi forward (meneruskan) hanya berlaku untuk lima akun dalam satu waktu. Pembatasan ini dilakukan sejak 2019 lalu.
Advertisement
"Indonesia mejadi negara dengan pengguna WhatsApp terbanyak. Fitur bisnis menyebarkan pesan berantai di WhatsApp menjadi pintu masuk terjadi penyebaran hoaks," ujar WhatsApp APAC Communications Director, Sravanthi Dev dalam diskusi daring 'Waras di Era Post-Truth, Jawab dengan Cek Fakta', Selasa (27/10/2020).
Bentuk pencegahan lainnya yang dilakukan oleh WhatsApp adalah dengan menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), meluncurkan chatbot dengan komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan International Fact Checking Network untuk melawan misinformasi.
Tak ketinggalan, WhatsApp juga menggunakan Machine Learning untuk mengenali aktivitas mencurigakan dari akun yang ditengarai penyebar spam.
Dengan fitur tersebut, Sravanthi berharap masyarakat bisa berkontribusi memberantas penyebaran hoaks.
"Kalau pesan yang didapat tidak penting dan tidak bermanfaat jangan diteruskan untuk dibagikan. Cari tahu siapa pengirimnya, kenapa mereka mengirimnya, apakah pengirim orang yang kalian kenal atau kalian tidak kenal. Lalu, apakah dia ahli di bidangnya sehingga menyebarkan pesan seperti itu," ucap Sravanthi.