Liputan6.com, Malang Pemerintah Kota Malang berkomitmen dalam penguatan para Lanjut Usia (Lansia). Sejumlah langkah kebijakan ditempuh guna mendukung sebagai kota ramah lansia.
"Kota Malang itu ramah anak juga ramah lansia. Kita akan siapkan yang sekarang kan sudah ada beberapa taman ya yang itu ramah lansia. Ini salah satu juga mendukung ke arah sana," kata Sutiaji, Walikota Malang di Akasia Ballroom, Savana Hotel Kota Malang, Selasa (27/10).
Advertisement
Peningkatan jumlah lansia dengan berbagai masalah kesehatan, menjadi tantangan guna mempersiapkan lansia yang sehat dan mandiri. Sehingga meminimalisir beban bagi masyarakat dan negara.
Terlebih di masa pandemi, Lansia menjadi kelompok paling rentan berisiko terpapar Covid-19. Karena penurunan sistem imunitas tubuh dan cenderung multipatologis, sehingga lebih berisiko menderita kefatalan akibat Covid-19.
Karena itu diperlukan langkah-langkah perlindungan dan pencegahan di semua tatanan, dengan melibatkan masyarakat, terutama keluarga.
Data proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2019, penduduk Lansia di Indonesia adalah 9,75% atau sekitar 27 juta jiwa. Angka ini diperkirakan akan menjadi 12,54% atau 35,5 juta jiwa pada 2025 dan akan terus meningkat pada 2035 sebesar 16,77% atau 51 juta jiwa. Ini menunjukan bahwa kondisi demografis Indonesia sudah menuju penuaan populasi.
Pesan Wali Kota untuk Para Lansia
Wali Kota Sutiaji berpesan agar para lansia selalu menjaga kesehatan dan secara rutin memeriksakan diri. Sehingga kondisi tubuhnya dapat terpantau dan terjaga.
"Pemeriksaan secara rutin ya, masalah tensi, masalah kadar gula, masalah penyakit-penyakit yang kronis maupun penyakit-penyakit yang banyak, yang lansia itu kan ada gula ya, ada hipertensi, terus ada sesak, maupun rematik ini selalu kita awasi. Jadi penguatan itu di antaranya," tegasnya.
Wali Kota Sutiaji menjadi keynote speaker dalam Seminar Mental Health dalam rangka Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) Ke-24. Ia juga berpesan agar para Lansia menyeimbangkan antara pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani.
"Jadi orang yang tidak banyak kecewa. Tidak banyak berharap pada anak, pokoknya dia target hidupnya yang biasa-biasa saja,” pesannya.
(*)
Baca Juga
Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Indonesia, Menaker Lepas 750 Peserta Pemagangan ke Jepang
Tinjau Pasar Prawirotaman, Mendag Budi Optimis Harga Bapok Stabil dan Pasokan Terjaga Jelang Nataru
Sikap Tegas Mendag Budi Santoso, Segel Mesin Pompa SPBU di Sleman yang Rugikan Masyarakat Rp1,4 Miliar per Tahun
Advertisement