Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, anggaran untuk sektor korporasi yang ada di dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sudah tersalurkan kepada enam perusahaan BUMN.
Adapun penyaluran tersebut dilakukandilakukan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).
Advertisement
"PEN (korporasi) kita lihat sampai akhir Oktober ini, sudah terealisasi," ujarnya di Jakarta seperti ditulis, Rabu (28/10).
BUMN yang sudah menerima penyaluran PMN diantaranya adalah adalah PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) sebesar Rp 1,75 triliun, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebesar Rp 5 triliun dan PT Geo Dipa Energi sebesar Rp 700 miliar.
"SMF adalah untuk program FLPP untuk create demand side dari permintaan rumah untuk MBR. Geodipa untuk pengembangan geothermal dieng 2 dan patuha 2 yang semuanya juga akan menarik dari sisi leverage pinjaman ADB," kata dia.
Selanjutnya diberikan kepada PT Permodalan Nasional Madani sebesar Rp1 triliun PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar Rp5 triliun dan PT Hutama Karya sebesar Rp3,5 triliun.
"Berbagai injeksi ini sudah mulai mengalir ke sektor riil. Makanya beberapa program PSN yang sudah dijalankan lagi untuk ruas-ruas jalan tol Sumatera, kemudian untuk PMN UMKM seperti mekaar, juga kita lihat untuk PLN untuk danai listrik pedesaan," jelasnya.
Sementara itu, sedang dalam proses pipeline ada beberapa perusahaan yakni PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) untuk pengembangan Mandalika, kemudian ada Jamkrindo serta Askrindo. Kemudian, Hutama Karya akan mendapatkan tambahan PMN lagi untuk melanjutkan penyelesaian jalan tol Sumatera.
"Untuk PMN injeksi kedua ini sedang dalam proses," tandasnya.
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pencairan PMN Rp 20 Triliun ke BUMN Bakal Genjot Ekonomi di Kuartal III 2020
Pemerintah berencana untuk menyalurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk korporasi dengan bekal anggaran Rp 53,57 triliun. Dari dana tersebut, sebanyak Rp 20,5 triliun akan disalurkan bagi penyertaan modal negara (PMN) untuk 5 badan usaha milik negara (BUMN).
Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, Meirijal Nur, menilai penyaluran PMN untuk BUMN tersebut dapat bantu menggerakkan perekonomian nasional di kuartal III 2020.
Sebagai contoh, ia menyoroti penyaluran PMN untuk PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM yang sebesar Rp 1,5 triliun. Menurut dia, dana tersebut akan membantu perseroan untuk menggulirkan pembiayaan kredit bagi masyarakat ekonomi level bawah, termasuk UMKM.
"Itu akan sangat berdampak kepada masyarakat ekonomi di bawah, seperti UMKM. Itu ibu-ibu rumah tangga yang suaminya itu di-PHK, nah backbone terakhir daripada kehidupan rumah tangga itu ya ibu-ibu. Ibu-ibu merupakan subjek peneirma kredit UMKM oleh PT PNM ini," jelasnya dalam sesi teleconference, Jumat (28/8/2020).
"Dengan kredit bisa disalurkan dan yakin akan meningkatan demand, sehingga perekonomian akan jadi hidup. Mengenai besaran dampaknya akan dilihat di kuartal III. Bagaimana pertumbuhan konsumsi, investasi, dan ekspor akan terjadi di ekonomi nanti," dia menekankan.
Mengutip ucapan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Meirijal mengatakan triwulan ketiga ini merupakan kunci daripada pergerakan ekonomi di tengah pandemi.
Disebutkan bahwa kuartal III adalah kunci untuk melakukan berbagai upaya di semua lini agar pertumbuhan ekonominya tidak jatuh seperti di periode sebelumnya.
"Oleh karena itu, kita bahu membahu membuat effort yang benar-benar maksimal utk di kuartal III ini. Mudah-mudahan bisa membuktikan program-program kita ini bisa berhasil dengan baik dengan perekonomian membaik, dan mudah-mudahan disambut dengan ditemukannya antivirus. Sehingga di kuartal IV pertumbuhan ekonomi kembali normal lagi," tuturnya.
"Dengan begitu, di awal 2021 Insya Allah bisa benar-benar hidup normal kembali," tandas Meirijal.
Advertisement