Gerakan Boikot Produk Prancis Tak Berpengaruh ke Indonesia

Gerakan boikot produk Prancis tidak berpengaruh banyak kepada Indonesia, baik dari sisi investasi maupun ekspor impor.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Okt 2020, 11:40 WIB
Seorang demonstran memegang bendera Prancis dengan slogan "Freedom of Speech" selama demonstrasi di Paris (18/10/2020). Pembunuh Samuel merupakan pria kelahiran Moskow berusia 18 tahun yang ditembak mati oleh polisi. (AP Photo/Michel Euler)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Ekonomi sekaligus Dosen Perbanas Institute, Piter Abdullah memastikan gerakan boikot produk Prancis tidak berpengaruh banyak kepada Indonesia, baik dari sisi investasi maupun ekspor impor.

Sebab, produk-produk Indonesia sendiri tidak banyak yang bisa menjadi substitusi produk Prancis.

"Gerakan boikot produk Prancis sayangnya tidak akan banyak pengaruhnya kepada Indonesia," kata Piter saat dihubungi merdeka.com, Rabu (28/10/2020).

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) itu pun memandang, Indonesia tidak punya banyak peluang untum memanfaatkan gerakan boikot terhadap produk Prancis.

Sebelumnya, Sejumlah asosiasi perdagangan di negara Arab mengumumkan pemboikotan produk Prancis sebagai bentuk protes atas komentar terbaru Presiden Emmanuel Macron terkait Islam.

Awal bulan ini, Macron berjanji melawan "separatisme kelompok Islam", yang dia disebut mengancam mengambil alih kendali di beberapa komunitas muslim di sekitar Prancis.

Dia juga menggambarkan Islam sebagai sebuah agama yang sedang dalam krisis di seluruh dunia dan mengatakan pemerintahnya akan mengajukan RUU pada Desember untuk memperkuat UU 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara.

Komentarnya, ditambah dukungannya terhadap majalah yang menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, memicu kampanye di media sosial menyerukan boikot produk Prancis dari supermarket di negara-negara Arab dan Turki.

Tagar berisi ajakan pemboikotan ramai di sejumlah negara seperti Kuwait, Qatar, Palestina, Mesir, Aljazair, Yordania, Arab Saudi, dan Turki

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


10 Ribu Umat Muslim Bangladesh Protes Kartun Nabi, Serukan Boikot Produk Prancis

Ilustrasi bendera Prancis (AFP/Eric Feferberg)

Sekitar 10 ribu orang dari kelompok Islam di Bangladesh berunjuk rasa untuk menentang karikatur Nabi Muhammad SAW di Prancis. Pemimpin kelompok itu turut meminta agar umat Muslim memboikot produk prancis.

Dilaporkan AP News, Selasa (27/10/2020), pengunjuk rasa berasal dari Islami Andolon Bangladesh yang mendukung hukum Islam di negara mayoritas Muslim. Mereka membawa pesan bertuliskan agar Muslim dunia bersatu dan Boikot Prancis.

Erdogan Ajak Boikot Prancis, Tapi Terkuak Istrinya Punya Tas Hermes Rp 700 JutaNetizen Indonesia dan Arab Serukan Boikot Produk Prancis Akibat Kartun Nabi  

Mereka juga membawa karikatur Presiden Prancis Emmanuel Macron serta mengalungkan sepatu di karikatur tersebut.

Pendemo berkumpul di depan Masjid Baitul Mokarram di ibu kota Dhaka. Mereka lantas berjalan menuju Kedutaan Besar Prancis yang berlokasi beberapa kilometer dari masjid.

Aksi mereka dihadang polisi dan massa akhirnya bubar dengan damai.

Rezaul Karim, pemimpin Islami Andolon Bangladesh, meminta agar tak ada yang menggambar karikatur Nabi Muhammad.

"Kami umat Muslim tidak pernah membuat karikatur pemimpin agama lain. Itu sejarahnya. Karena sosok yang mengajari kita adalah Nabi Muhammad," ujarnya.

Ia pun menyebut Presiden Macron tak belajar dari sejarah.

"Saya memanggil semua umat Muslim di dunia untuk memboikot semua produk Prancis. Kita harus memberikan mereka pelajaran yang bagus," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya