Liputan6.com, Jakarta - Kebiasaan belanja online boleh jadi diadopsi lebih banyak orang selama pandemi. Mengingat, banyak pusat perbelanjaan tutup dan aktivitas di luar dibatasi demi meminimalisir transmisi COVID-19.
Bersama kebiasaan tersebut, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) melaporkan, ada kecenderungan pengumpulan data pribadi secara besar-besaran saat belanja online. Termasuk di dalamnya nomor telepon, tempat tanggal lahir, dan alamat pos-el yang kemungkinan dapat disalahgunakan pihak tak bertanggung jawab.
Hingga akhir September 2020, pihaknya sudah menerima banyak pengaduan terkait masalah tersebut, dan diperkirakan akan terus meningkat.
Baca Juga
Advertisement
"Phishing, penyalahgunaan akun, dan pengembalian dana juga jadi masalah yang mendominasi di beberapa e-commerce," kata Advocacy Officer BPKN, Akmalia Hidayati, dalam webinar Kenali Hak Konsumen dalam Berbelanja Online, Selasa, 27 Oktober 2020.
Di samping proteksi yang dihadirkan platform belanja online, publik juga didorong memahami pentingnya melakukan perlindungan terhadap data pribadi. Akmalia mengatakan, salah duanya adalah dengan tak memberitahu password maupun OTP pada siapa pun.
Ferry Kusnowo, Chief Customer Care Officer Lazada Indonesia, menambahkan bahwa pergantian password secara berkala juga diperlukan. "Jangan menggunakan password yang sama untuk semua aplikasi online," paparnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ciptakan Ekosistem Jual-Beli Online yang Sehat
Ferry mengatakan, pihaknya pun secara konsisten terus memberi edukasi pada publik. Demi mendapat pengalaman belanja online yang nyaman, pihaknya selalu mendorong publik untuk senantiasa waspada.
Di samping, terus melakukan upaya mewujudkan ekosistem jual-beli online yang aman. "Ada proses internal untuk memantau (penjual di e-commerce). Karena pada dasarnya kami terbuka pada siapa pun yang mau memulai berjualan secara online," katanya.
Secara berkala, pihaknya akan melakukan penelusuran. Bila menemukan penjual maupun produk yang dianggap tak sesuai kontrak, akan ada tindakan tertentu.
"Bila penjual tak merespons pesan Lazada, kami bisa take down dagangan maupun menutup langsung tokonya," tutupnya.
Advertisement