Liputan6.com, Surabaya - Sumrati, penjual rujak cingur yang tinggal di Sidotopo Jaya Surabaya, beserta anak-anaknya berharap supaya anak gadisnya yang bernama Siti Maisaroh (17) supaya segera pulang ke rumah.
"Harapan ibu, Maisaroh segera pulang atau minimal memberi kabar, di mana kini dia tinggal, bersama siapa, kerja apa dan sebagainya," tuturnya kepada Liputan6.com, ditulis Kamis, (29/10/2020).
"Namanya orangtua ya selalu kepikiran anaknya, bagaimanapun juga Maisaroh tetap anak ibu. Maisaroh saat ini belum merasakan, nanti kalau dia sudah menjadi seorang ibu pasti bakal merasakannya," ucap Sumrati.
Baca Juga
Advertisement
Hal senada juga disampaikan kakak kandung Maisaroh, Nur Hadi (30). Misalkan sang adik tidak bisa pulang ke rumah, minimal memberi tahu lokasi keberadaannya biar dirinya yang datang menemui Maisaroh.
"Kalau lokasinya sudah ketemu nanti saya yang datang ke sana mas, walaupun jauh ke Bandung atau Jakarta, yang penting kami bisa bertemu dan bertatap muka serta berkumpul dengan Maisaroh," kata Nur Hadi.
Nur Hadi juga sudah membulatkan tekad untuk membuat laporan kehilangan adiknya kepada polisi. Hal tersebut agar segera menyelesaikan masalah.
"Saya memang belum melapor ke polisi tapi jika masalahnya berlarut-larut maka saya pastikan akan melapor ke polisi," ujar Nur Hadi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sumrati Menanti Anak Perempuannya yang Tak Kunjung Pulang Selama 1,5 Tahun
Sebelumnya, Sumrati, warga Surabaya, Jawa Timur yang sudah 15 tahun menjadi penjual rujak cingur di wilayah setempat ini masih terlihat bingung ketika anak gadisnya yang bernama Siti Maisaroh (17) yang selama 1,5 tahun tak kunjung pulang ke rumahnya.
Kisah ini terungkap ketika seorang guru ngaji tetangga kampung sebelah yang menanyakan kepada Sumrati mengenai Maisaroh yang sudah jarang ikut belajar ngaji.
"Awalnya bude saya yang seorang guru ngaji menanyakan perihal tersebut kepada Bu Sumrati. Dan ternyata Maisaroh sudah tidak ada di rumah. Entah kabur, hilang atau diculik orang. Dan sampai 1,5 tahun, Siti belum juga pulang ke rumah," kata warga Surabaya, Dini kepada Liputan6.com, Rabu, 28 Oktober 2020.
Mendengar informasi tersebut, Liputan6.com mencoba menelusuri kebenaran kabar itu, hingga pada akhirnya mengarah ke Sumarti. Di dalam rumah kos, saya melakukan wawancara dengan Sumarti dan anak laki-lakinya yang bernama Nur Hadi (30).
Pada saat hari kejadian, Maisaroh nampak gelisah. Gadis putus sekolah SMP kelas satu ini kurang bersemangat membantu ibunya berjualan rujak cingur.
Sekitar pukul 20.00 WIB, setelah Maisaroh membuatkan es untuk pembeli, dia pamit kepada orangtuanya pergi ke rumah temannya. Namun, hingga saat ini Maisaroh tak kunjung pulang dan entah di mana rimbanya.
"Tak tunggu di warung sampai pukul 10 malam, Maisaroh juga belum pulang. Saya dapat kabar dari tetangga, SM tadi sempat menitipkan satu tas kresek yang diduga berisi baju dan pergi naik angkutan umum warga Kuning jurusan Wonokromo," tutur Sumarti dan Nur Hadi.
Sumarti mengatakan, keesokan hari, Maisaroh menghubunginya dan mengatakan dia saat ini sudah di Bandung, lanjut ke Jakarta bersama teman perempuannya.
"Waktu telepon, saya tidak percaya kalau Maisaroh pergi bersama teman wanita, saya bilang pasti kamu sama laki-laki. Saya juga tidak percaya kalau dia sudah ada di Bandung kemudian di Jakarta," ujar dia.
"Saya bilang ke Maisaroh, masa hanya semalam saja sudah sampai ke Bandung terus ke Jakarta. Dia langsung tak suruh pulang tapi sampai saat ini dia belum pulang dan nomor teleponnya sudah tidak aktif lagi," ia menambahkan.
Dikonfirmasi apakah sebelumnya pernah terjadi masalah dengan Maisaroh, Nur Hadi mengatakan tidak ada masalah. Bahkan dia tanya ke sang ibu, apakah mengusir Maisaroh dan ibu mengatakan tidak.
"Tidak ada masalah dan tidak mengusir. Ini sepertinya sudah disengaja dan direncanakan adik saya untuk kabur dari rumah," ujar Nur Hadi.
Advertisement