Antisipasi COVID-19, Pemkot Madiun Siagakan 5 Pos Pantau Saat Libur Panjang

Setiap pos akan disiagakan 14 petugas gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, Dishub, BPDB, PMI, dan unsur Pramuka.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2020, 09:24 WIB
Kepadatan kendaaran arah Jakarta di tol Jakarta-Cikampek, Jumat (22/12). Guna mengurangi kepadatan arus pada libur panjang Natal 2017, petugas menerapkan sistem contra flow mulai dari Cikarang Utama. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur menyiagakan sebanyak lima pos pantau guna mengamankan masyarakat dari penularan COVID-19 selama libur panjang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan cuti bersama di Kota Madiun.

Wali Kota Madiun Maidi mengatakan, dari lima pos pantau tersebut, empat pos disiagakan di perbatasan dan satu pos di kawasan Pahlawan Street Center. Selain menyiagakan pos pantau, pihaknya juga menurunkan sebanyak 150 personel gabungan dari TNI, Polri, Pemda, dan relawan.

"Setiap pos akan disiagakan 14 petugas gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, Dishub, BPDB, PMI, dan unsur Pramuka. Selain itu petugas juga akan berkeliling memeriksa kerumunan.

Masyarakat yang tidak patuh protokol kesehatan akan ditindak," ujar Wali Kota Maidi saat apel gelar pasukan dalam rangka pendisiplinan protokol kesehatan COVID-19 di wilayah Kota Madiun di halaman Balai Kota, Rabu sore, 28 Oktober 2020, dilansir dari Antara.

Menurut dia, Kota Madiun berpeluang menjadi jujukan wisata saat libur panjang kali ini. Kondisi itu dapat menggerakkan perekonomian daerah. Namun masuknya masyarakat dari luar Kota Madiun saat libur panjang juga perlu diwaspadai karena berpotensi penyebaran COVID-19 saat pandemi.

"Harus kita waspadai. Masyarakat harus selalu kita ingatkan untuk mengedepankan protokol kesehatan," kata dia.

Ia membenarkan jika keberadaan kawasan Pahlawan Street Center (PSC) dan Taman Sumber Umis serta potensi wisata lainnya yang kini sedang dikembangkan pemkot disinyalir menjadi magnet penarik masuknya masyarakat ke Kota Madiun.

Wali Kota Maidi memprediksi ada puluhan ribu masyarakat yang masuk dalam libur panjang ini. Karenanya, diperlukan adanya tambahan petugas untuk mendisiplinkan masyarakat tersebut.

"Kota kita diapit delapan kabupaten dengan sekitar 7 juta penduduk. Kalau 20 persen dari itu masuk ke Kota Madiun, sudah ada 30 sampai 40 ribu orang. Ini tentu butuh penanganan lebih dari biasanya agar kasus COVID-19 tidak bertambah," katanya.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Pernah Terjadi Lonjakan Kasus COVID-19 Karena Libur Panjang

Polisi memeriksa kendaraan di Pos Penyekatan Jalur Mudik, Gerbang Tol Cikarang Barat, Bekasi, Rabu (20/5/2020). Sejak 24 April sampai 19 Mei 2020, Ditlantas Polda Metro Jaya telah memutarbalikkan 20.972 kendaraan mudik Lebaran yang hendak meninggalkan Jabodetabek. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Hal itu penting mengingat pengalaman sebelumnya. Di Kota Madiun terjadi lonjakan kasus COVID-19 usai libur lebaran lalu.

Setidaknya tercatat 55 kasus selama September lalu. Pihaknya tentu tak ingin itu terjadi. Karenanya, penguatan petugas penegak kedisiplinan ditambah agar kasus COVID-19 dapat ditekan.

Ia menambahkan, penanganan COVID-19 di Kota Madiun secara umum sudah cukup bagus. Yakni berada diurutan ke 37 dari 38 kota/kabupaten di Jawa Timur.

"Ibu Gubernur juga memberikan apresiasi dan meminta ini dipertahankan. Libur panjang jangan sampai ada pelonjakan kasus lagi. Ini kota kita, rumah kita. Mari kita jaga bersama agar apa yang sudah baik ini tetap baik dan semakin meningkat," katanya.

Berdasarkan data COVID-19 Kota Madiun hingga Rabu ini, terdapat 153 warga Kota Madiun terkonfirmasi positif COVID-19. Dari 153 orang terkonfirmasi, sebanyak 141 orang dinyatakan sembuh, delapan orang meninggal, dan empat orang masih menjalani perawatan serta isolasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya