Airbnb Kolaborasi dengan Mantan Bos Desain Apple

Airbnb berkolaborasi dengan mantan bos desain Apple, Jony Ive. Selama di Apple, Ive memimpin pengembangan desain berbagai produk termasuk iMac, iPhone, iPad dan Apple Watch.

oleh Andina Librianty diperbarui 29 Okt 2020, 18:00 WIB
Jonathan Ive (Foto: Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Airbnb berkolaborasi dengan mantan bos desain Apple, Jony Ive. Selama di Apple, Ive memimpin pengembangan desain berbagai produk termasuk iMac, iPhone, iPad dan Apple Watch.

Dilansir The Guardian, Kamis (29/10/2020), Ive akan membuat generasi terbaru untuk berbagai layanan dan produk Airbnb. Kerja sama ini dilakukan Airbnb dengan perusahaan desain milik Ive, LoveForm.

Ive akan menjadi penanggungjawab desain ulang situs web dan aplikasi Airbnb. CEO Airbnb, Brian Chesky, mengatakan perusahaannya telah menandatangi "kolaborasi khusus" untuk beberapa tahun dengan LoveForm.

Ia dan Ive disebut memiliki keyakinan yang sama tentang nilai serta pentingnya kreativitas dan desain.

"Kami meyakini tidak hanya membuat objek dan interface, tapi juga dalam membuat layanan dan pengalaman. Kami telah melihat bagaimana desain bisa memfasilitasi kepercayaan dan membuat lebih banyak hubungan manusiawi, sesuatu yang sangat dibutuhkan orang selama masa kesepian dan pemutusan hubungan yang belum terjadi sebelumnya," jelas Chesky melalui blog.


Perjuangan Airbnb

Ilustrasi Airbnb. Kredit: TeroVesalainen from Pixabay

Airbnb sebagai layanan penyewaaan penginapan tengah berjuang menghadapi pandemi, karena banyak orang berhenti bepergian. Perusahaan memberhentikan 25 persen pegawainya pada Mei lalu.

Penjualan Airbnb pada tahun ini diprediksi akan kurang setengah pencapaian 2019.

"Kita secara kolektif hidup melalui krisis dalam hidup, dan saat itu mulai terungkap, perjalanan global menjadi berhenti," ungkap Chesky sebelumnya melalui memo internal.

"Bisnis Airbnb terpukul keras dengan pendapatan tahun ini diperkirakan kurang dari setengah yaang kami peroleh pada 2019," sambungnya.

 


Rencana IPO

Airbnb berencana melantai di bursa saham pada tahun ini. Namun, harus menunda Initial Public Offering (IPO).

Beberapa investor berharap nilai perusahaan berusia 12 tahun itu akan mencapai USD 42 miliar.

(Din/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya