Strategi Paslon Immawan - Martanti Atasi Krisis Air di Gunungkidul

Immawan Wahyudi - Martanti Soenar Dewi menargetkan pengadaan 1.000 pompa air untuk mengatasi kekeringan di Gunungkidul.

oleh Hendro diperbarui 30 Okt 2020, 00:00 WIB
Immawan Wahyudi - Martanti Soenar Dewi menargetkan pengadaan 1.000 pompa air untuk mengatasi kekeringan di Gunungkidul. (Liputan6.com/ Hendro Ary Wibowo)

Liputan6.com, Gunungkidul - Pasangan Calon Kepala Daerah Nomor Urut 2 di Pilkada Gunungkidul, Immawan Wahyudi - Martanti Soenar Dewi menargetkan pengadaan 1.000 pompa air untuk mengatasi kekeringan di Gunungkidul. Pengadaan ini masuk dalam program prioritas yang harus dilaksanakan.

Menurut Martanti, masalah kekeringan merupakan problem utama di banyak desa di Gunungkidul. Di musim kemarau, banyak warga yang harus membeli air dengan harga Rp150 ribu per 5 meter kubik. Martanti optimis, 1.000 pompa dapat menyuplai kebutuhan air selama kemarau nanti.

“Pompa air sangat mendesak untuk mengatasi krisis air. Kami akan tempatkan di daerah yang surplus air untuk mengairi titik-titik yang kering. Polanya seperti subsidi air. Satu daerah akan menjadi basis penampungan air untuk menopang daerah yang kering. Nantinya, kami melibatkan pakar Hidrologi dari UGM untuk penelitian sumber-sumber air,” kata cawabup Martanti Soenar Dewi, Rabu (28/10/2020).

Martanti menjelaskan, Gunungkidul sudah memiliki Sistem Pompa Air Tenaga Surya dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 2018. Sistem ini memanfaatkan tenaga surya untuk menyuplai air di tower-tower penampungan. Namun pompa yang hanya berada di Desa Temuireng Girisuko, Panggang, belum cukup untuk mengairi desa-desa yang kekeringan.

“Pompa bertenaga surya yang digagas Bupati Badingah dan Pak Immawan bersama BPPT merupakan langkah yang bagus. Kami akan menyempurnakan lagi dengan dengan pengadaan 1.000 pompa. Masing-masing berteknologi ramah lingkungan, dan juga bermesin diesel yang bisa dimanfaatkan mobile,” ujar Martanti.

Darimana dananya? Martanti menjelaskan anggaran tentu saja bukan dari APBD. Melihat postur APBD Gunungkidul yang berkisar di angka Rp2 triliun lebih, pengadaan pompa tidak boleh membebani APBD.

“Tidak akan membebani dan tidak akan bertumpu pada APBD, kami memiliki jaringan kerja sama dengan CSR BUMN. Alternatif lainnya bisa melalui kerja sama dengan Kementerian. Kami bersungguh-sungguh agar program ini cepat terlaksana,” pungkasnya.   

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya