Mentan Pastikan Stok Beras Melimpah hingga Akhir Tahun

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memastikan cadangan pangan nasional selama musim tanam (MT) 2020 telah tercukupi.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2020, 17:00 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo ke Sumatera Barat untuk memantau jalannya panen raya padi di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memastikan cadangan pangan nasional selama musim tanam (MT) 2020 telah tercukupi. Bahkan Indonesia mengalami overstock beras hingga mencapai 7 juta ton.

Berdasarkan data KSA BPS, stok awal beras nasional hingga akhir Desember 2020 mencapai 5,9 juta ton. Apabila produksi beras sebesar 31,63 juta ton dan kebutuhan konsumsi mencapai 30 juta ton, maka hingga akhir tahun mendatang Indonesia memiliki stok akhir kurang lebih sebanyak 7 juta ton.

"Semua ini pastinya karena kerja keras kita semua, karena jerih payah petani yang selalu menanam serta para aparat yang selalu setia mengawal dan mendampingi. Saya ingin sinergi semacam ini terus berjalan," ujar Mentan Syahrul dalam siaran persnya, Kamis (29/10).

Menurutnya, produksi beras merupakan indikator kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) yang menjadi tolok ukur atas keberhasilan berbagai program yang ada. Produksi beras juga sekaligus indikator utama dimana kesejahteraan petani perlahan tapi pasti terus mengalami peningkatan.

Seperti diketahui, Nilai Tukar Petani (NTP) pada periode September 2020 mencapai 101,66 atau meningkat 0,99 persen dibanding bulan Agustus 2020 yang hanya 100,65. Berdasarkan data BPS, peran sektor pertanian terhadap total PDB bahkan mencapai 14 persen yang berdampak pada penyediaan lapangan kerja bagi hampir separuh total penduduk Indonesia.

"Peningkatan pertumbuhan PDB sektor pertanian pada kuartal II 2020 ini mencapai 16,24 persen dibandingkan kuartal sebelumnya," katanya.

Untuk melanjutkan hasil positif ini, Kementan mengajak semua pihak untuk bahu membahu membangun pertanian Indonesia yang lebih baik. Peningkatan produksi harus terus lakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mengurangi impor dan meningkatkan volume ekspor.

"Kami juga terus berupaya memberikan bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen, serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster. Kami berharap, Provinsi dan Kabupaten menggerakkan Kostratani di Kecamatan sebagai ujung tombak kita dalam membangun pertanian Indonesia," tutupnya.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Produksi Beras 2020 Capai 31,63 Juta Ton, Naik Signifikan Dibanding 2019

Ilustrasi Beras (Istimewa)

Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam menyediakan ketersediaan stok pangan utamanya produksi beras menuai hasil yang menggembirakan.

Hal ini terungkap dari data penghitungan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat bahwa produksi beras tahun 2020 mencapai 31,63 juta ton atau naik signifikan 1,00 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 31,31 juta ton.

BPS merinci bahwa angka produksi tersebut diperoleh dari luas panen padi 2020 mencapai 10,79 juta hektare atau mengalami kenaikan 108,93 ribu hektare atau 1,02 persen dibandingkan luas panen tahun 2019 yang sebesar 10,68 juta hektare.

"Sementata produksi padi pada 2020 diperkirakan sebesar 55,16 juta ton GKG (Gabah Kering Giling,- red), mengalami kenaikan 556,51 ribu ton, naik 1,02 persen dibandingkan produksi 2019 yang sebesar 54,60 juta ton GKG," demikian dibeberkan Kepala BPS Suhariyanto saat menggelar konferensi pers virtual di Jakarta, kemarin Kamis (15/10/20).

Terkait sebaran daerah sentra produksi beras, Suhariyanto menyebutkan masih terpusat di beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Berdasarkan hasil Survei KSA, terjadi pergeseran puncak panen padi pada 2020 dibandingkan 2019, dimana tahun 2020 terjadi pada April, sementara puncak panen pada 2019 terjadi pada Maret.

Suhariyanto menambahkan potensi panen sepanjang Oktober hingga Desember 2020 diperkirakan sebesar 1,78 juta hektare sehingga total potensi luas panen padi pada 2020 di prediksi mencapai 10,79 juta hektare. Angka ini naik sekitar 108,93 ribu hektare (1,02 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 10,68 juta hektare.

"Luas panen tertinggi pada 2020 terjadi pada April yaitu sebesar 1,86 juta hektare, sementara luas panen terendah terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 0,32 juta hektare," ungkapnya.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan pencapaian peningkatan produksi beras tahun 2020 merupakan hasil yang diperoleh dari strategi dan kebijakan yang dijalankan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam mewujudkan komitmen membangunan ketahanan pangan nasional.

Peningkatan produksi pangan strategis salah satunya padi dengan menerapkan konsep pertanian yang maju, mandiri dan modern.

Implementasinya di lapangan, lanjut Suwandi, yakni penggunaan bibit unggul, pupuk berkualitas, mekanisasi pertanian modern yang mempercepat olah tanah, tanam dan panen, bantuan asuransi pertanian dan pendampingan yang masif.

"Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kami terus terjun ke lapangan, tidak hanya sekedar memonitor tapi memastikan langsung dan cepat mengambil langkah nyata jika terdapat lahan yang belum melakukan pengolahan dan penanaman," bebernya.

"Terobosan lainnya yang punya andil besar juga adalah percepatan olah tanah pada lahan tadah hujan, lahan kering dan sawah di lokasi yang sudah siap airnya didukung modal dari KUR (kredit usaha rakyat). Kementan bersama pihak Bank memudahkan petani peroleh modal sehingga usaha pertanian semakin mudah dan mandiri," sambung Suwandi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya