Liputan6.com, Jakarta - Setidaknya 140 migran tenggelam di Senegal, menjadikannya sebagai insiden kecelakaan kapal paling mematikan yang tercatat tahun ini, kata badan migrasi PBB (United Nations migration agency) dalam sebuah pernyataan.
Kapal itu membawa sekitar 200 migran, menurut pernyataan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB, demikian dikutip dari laman CNN, Jumat (30/10/2020).
Baca Juga
Advertisement
Ia menambahkan bahwa, "menurut sumber media, angkatan laut Senegal dan Spanyol, dan nelayan yang berada di dekatnya menyelamatkan puluhan lainnya."
Menurut IOM, kapal itu menuju Kepulauan Canary Spanyol tetapi terbakar beberapa jam setelah meninggalkan Mbour, sebuah kota pesisir di Senegal barat, sebelum terbalik di dekat Saint-Louis, di pantai barat laut negara itu.
"IOM sangat sedih dengan tragedi baru-baru ini," kata pernyataan itu.
Jumlah keberangkatan kapal migran dari Afrika Barat ke Kepulauan Canary meningkat empat kali lipat tahun ini menjadi 11.000, menurut perkiraan IOM.
"Kami menyerukan persatuan antara pemerintah, mitra, dan komunitas internasional untuk membongkar jaringan perdagangan dan penyelundupan yang memanfaatkan pemuda yang putus asa," kata Kepala Misi IOM Senegal Bakary Doumbia dalam pernyataan itu.
Saksikan Video Berikut Ini:
Bantuan Pada Migran
Pemerintah Senegal dan IOM telah mengatur misi untuk melakukan perjalanan ke Saint-Louis untuk menilai kebutuhan para penyintas dan memberikan bantuan segera.
Empat belas kapal yang membawa 663 migran berusaha melakukan perjalanan tersebut pada bulan September saja - lebih dari seperempatnya karam atau mengalami insiden, kata IOM.
Presiden Senegal Macky Sall sebelumnya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga 16 korban kecelakaan yang terjadi di wilayah Thiès, timur ibu kota Dakar.
"Saya menyerukan agar lebih berhati-hati dan bertanggung jawab di jalan raya," katanya dalam twit.
Advertisement