Liputan6.com, Jakarta: Penampilan grup boyband SMASH yang selalu ceria dan enerjik di setiap aksi panggungnya ternyata "menyembunyikan" konflik yang sedang terjadi di manajemen mereka. Kisruh urusan manajemen bahkan bisa mengancam eksistensi boyband SMASH.
Peralihan manajemen lama PT Primatama Starsignal dengan punggawa utama Lia, Dean, dan Benny dengan yang sekarang tak berjalan mulus. Kini para orangtua personel SMASH yang menangani sendiri boyband yang sedang naik daun itu. Manajemen lama merasa gusar karena merasa dicampakkan begitu saja. Terlebih setelah SMASH kian bersinar terang di blantika musik Tanah Air. Mereka menuntut agar nama SMASH tak lagi dipakai. Karena nama boyband SMASH yang diawaki Rangga, Bisma, Rafael, Dicky, Morgan, Reza, dan Ilham tersebut adalah milik mereka bertiga. Dengan demikian setelah adanya peralihan manajemen, nama SMASH seharusnya ditanggalkan.
Menanggapi tuntutan tersebut, para personel SMASH menyatakan bahwa nama SMASH telah telanjur melekat pada ketujuh personelnya, bukan hanya pada satu atau dua tiga personelnya saja. Namun demikian, ketujuh personel SMASH tidak menampik peran manajemen sebelumnya yang telah bekerja keras hingga nama grup mereka melejit dan terkenal. Tapi ketika mulai diungkit-ungkit soal itung-itungan budjet hingga mencapai miliaran rupiah untuk transportasi, promosi, dan akomodasi serta biaya pembuatan album selama ini, para personel boyband itu pun mulai terusik.
"Kita juga banyak berkorban, bukan hanya dari tenaga, waktu, pikiran, tapi juga sekolah, pendidikan dan lain-lain. Kita korbankan dan tidak pernah mengeluh soal itu. Karena memang sudah jelas ada aturannya," ujar Morgan didukung Dicky dan Rangga.
Sementara itu berkaitan dengan konflik manajemen yang kini ditangani orangtua mereka, salah satu personel SMASH, Rafael mengaku bahwa orangtua mereka bukan mengambil alih dan tak bermaksud ikut campur terlalu dalam.
"Orangtua cuman pengin anaknya kerja dengan baik dan menjalankan kewajibannya dan mendapatkan hak sesuai dengan apa yang sudah dijalankan sama kita. Itu aja," ujar Rafael. (Waswas SCTV/Vin) Lihat Video: Kisruh Manajemen Tak Pengaruhi Aksi Smash
Peralihan manajemen lama PT Primatama Starsignal dengan punggawa utama Lia, Dean, dan Benny dengan yang sekarang tak berjalan mulus. Kini para orangtua personel SMASH yang menangani sendiri boyband yang sedang naik daun itu. Manajemen lama merasa gusar karena merasa dicampakkan begitu saja. Terlebih setelah SMASH kian bersinar terang di blantika musik Tanah Air. Mereka menuntut agar nama SMASH tak lagi dipakai. Karena nama boyband SMASH yang diawaki Rangga, Bisma, Rafael, Dicky, Morgan, Reza, dan Ilham tersebut adalah milik mereka bertiga. Dengan demikian setelah adanya peralihan manajemen, nama SMASH seharusnya ditanggalkan.
Menanggapi tuntutan tersebut, para personel SMASH menyatakan bahwa nama SMASH telah telanjur melekat pada ketujuh personelnya, bukan hanya pada satu atau dua tiga personelnya saja. Namun demikian, ketujuh personel SMASH tidak menampik peran manajemen sebelumnya yang telah bekerja keras hingga nama grup mereka melejit dan terkenal. Tapi ketika mulai diungkit-ungkit soal itung-itungan budjet hingga mencapai miliaran rupiah untuk transportasi, promosi, dan akomodasi serta biaya pembuatan album selama ini, para personel boyband itu pun mulai terusik.
"Kita juga banyak berkorban, bukan hanya dari tenaga, waktu, pikiran, tapi juga sekolah, pendidikan dan lain-lain. Kita korbankan dan tidak pernah mengeluh soal itu. Karena memang sudah jelas ada aturannya," ujar Morgan didukung Dicky dan Rangga.
Sementara itu berkaitan dengan konflik manajemen yang kini ditangani orangtua mereka, salah satu personel SMASH, Rafael mengaku bahwa orangtua mereka bukan mengambil alih dan tak bermaksud ikut campur terlalu dalam.
"Orangtua cuman pengin anaknya kerja dengan baik dan menjalankan kewajibannya dan mendapatkan hak sesuai dengan apa yang sudah dijalankan sama kita. Itu aja," ujar Rafael. (Waswas SCTV/Vin) Lihat Video: Kisruh Manajemen Tak Pengaruhi Aksi Smash