Liputan6.com, Jakarta - Badan kesehatan internasional WHO telah menyarankan agar semua warga dunia memberi perhatian khusus pada penggunaan masker saat berada di luar rumah. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mencegah peningkatan risiko penularan virus Corona Covid-19 selama pandemi. Namun, tidak sedikit pula yang mengabaikan hal ini, bahkan memilih untuk membuat gerakan anti-mask untuk menentang aturan menggunakan masker.
Melansir Independent.uk, Jumat, 30 Oktober 2020, para ilmuwan di Brasil menemukan bahwa resistansi terhadap tindakan pengamanan Covid-19, seperti memakai masker, berkaitan dengan ciri kepribadian antisosial. Penelitian mereka adalah yang pertama di Amerika Latin dan mensurvei lebih dari 1.500 orang berusia 18--73 tahun.
Baca Juga
Advertisement
Melalui kuesioner, para ilmuwan berusaha untuk mengidentifikasi resonansi afektif peserta, bagaimana dorongan mereka untuk bertindak atas perasaan yang digerakkan oleh orang lain. Mereka mengajukan serangkaian pertanyaan kepribadian tentang seberapa baik pernyataan tertentu mewakili perilaku mereka yang diukur dengan skala.
Survei tersebut juga menanyakan responden tentang kepatuhan mereka terhadap tindakan pencegahan Covid-19 dengan berbagai aturan pembatasan dari waktu ke waktu, seperti pemakaian masker. Ketika profil responden dianalisis, ada dua hal yang ditemukan, yaitu profil pola antisosial yang menentang untuk patuh pada tindakan keamanan Covid-19, dan profil pola empati yang patuh pada aturan.
Berdasarkan data yang diperoleh, ternyata profil antisosial memiliki skor yang lebih tinggi dalam pertanyaan kepribadian terkait dengan perilaku “tidak berperasaan, manipulatif, penuh kebencian, impulsif, tidak bertanggung jawab, dan berani ambil risiko". Menurut catatan penelitian, sikap-sikap tersebut memang biasanya ada pada orang yang didiagnosis dengan Antisosial Personality Disorder (ASPD).
Kelompok orang dengan profil ASPD ini juga memiliki skor yang lebih rendah dalam resonansi afektif. Sementara itu, kelompok responden dengan profil pola empati menunjukkan skor yang lebih tinggi pada resonansi afektif, dan skor yang lebih rendah pada sifat-sifat yang terkait dengan ASPD.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Meningkatkan Kesadaran Masyarat
Tim peneliti berharap temuan tersebut akan membantu membujuk pejabat kesehatan untuk berbuat lebih banyak guna mendidik dan memengaruhi tindakan masyarakat. "Melalui penelitan yang menunjukkan peningkatan pada ciri-ciri (ASPD) ini, tindak pencegahan dapat dilakukan dengan tujuan agar ada kesadaran yang lebih besar dan kepatuhan akan konsekuensi aturan pembatasan yang berlaku," jelas tim peneliti.
Sementara itu, tindakan protes di seluruh dunia telah terjadi seputar pemakaian masker, keefektifannya pun terus dibuktikan melalui sejumlah penelitian.
Sebuah laporan internasional yang diterbitkan The Lancet, menganalisis data dari 172 penelitian di 16 negara, dan menemukan bahwa dengan memakai masker hanya ada tiga persen risiko tertular Covid-19.
Seluruh masyarakat disarankan untuk mengenakna masker saat beraktivitas di tempat umum, atau di luar rumah. Tetapi, WHO menyatakan bahwa hanya anak-anak di bawah usia lima tahun yang tidak perlu mengenakan masker. Pasalnya, anak-anak yang masih sangat kecil kurang rentan terhadap virus, dan memiliki kemungkinan kecil untuk menularkannya ke orang lain. (Brigitta Valencia Bellion)
Advertisement