Gugus Tugas COVID-19 Gedung Putih Dorong Tindakan Agresif Bendung COVID-19

Gugus Tugas Virus Corona COVID-19 Gedung Putih memperingatkan penyebaran virus yang belum akan berhenti terutama di bagian barat Amerika.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2020, 14:08 WIB
White House atau Gedung Putih. (AP)

Liputan6.com, Washington DC - Gugus Tugas Virus Corona COVID-19 Gedung Putih pada Kamis 29 Oktober 2020 memperingatkan penyebaran virus yang "tidak akan berhenti" terutama di bagian barat Amerika.

Laporan VOA Indonesia yang dikutip Jumat (30/10/2020) menyebut, para anggota gugus tugas dilaporkan sedang mendorong tindakan agresif untuk membendung penyebaran Virus Corona COVID-19.

Data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan Amerika Serikat telah mengonfirmasi lebih dari 8,9 juta kasus COVID-19 dan mencatat lebih dari 228.000 kematian pada Kamis 29 Oktober.

“Kami terus melihat penyebaran yang luas dan tak berhenti di berbagai komunitas di wilayah Barat tengah (Midwest), Midwest utara dan Barat. Ini akan membutuhkan mitigasi agresif untuk mengontrol penyebaran virus tanpa gejala, dan dengan gejala," kata laporan gugus tugas tersebut kepada satu negara bagian, menurut jaringan televisi CNN.

Anggota gugus tugas Dr. Anthony Fauci mengatakan kepada jaringan televisi CNBC, Rabu 28 Oktober bahwa wabah Virus Corona baru di Amerika "menuju ke arah yang salah."

"Jika hal-hal tidak berubah, jika mereka melanjutkan jalur yang kita jalani sekarang, maka akan ada banyak rasa sakit di negara ini sehubungan dengan bertambahnya kasus, rawat inap, dan kematian," kata Fauci, seraya memberitahukan bahwa jumlah kasus terus meningkat di 47 negara bagian.

Laporan yang beredar menyebutkan sedikitnya tujuh negara bagian melapor rekor kenaikan kasus COVID-19 satu hari pada Kamis 29 Oktober.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Juga Video Ini:


Vaksin COVID-19 di Amerika Serikat Baru Tersedia April 2021

Sumber: Freepik

Rakyat Amerika Serikat diperkirakan baru bisa mendapat akses vaksin COVID-19 pada April 2021. Janji itu diberikan oleh Menteri Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat AS Alex Azar.

Sebelum April 2021, vaksin hanya tersedia untuk kelompok tertentu, seperti petugas medis dan orang-orang dalam kategori rentan seperti warga lansia.

"Pada akhir Maret atau awal April, bakal ada cukup vaksin bagi seluruh rakyat Amerika yang ingin mendapat vaksinya," ujar Azar seperti dikutip Time, Kamis 22 Oktober 2020.

Dua kandidat vaksin COVID-19 yang hampir menyelesaikan uji klinis di AS aalah buatan Pfizer dan Moderna.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, total kasus COVID-19 di AS mencapai 8,3 juta. Sebanyak 221 ribu orang meninggal dan 3,3 juta sembuh.

Pada kesempatan sama, Menteri Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat AS Alex Azar memuji Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sebagai permata dari kesehatan publik. Azar menyebut CDC memainkan peran penting di pandemik ini.

"Ini adalah mahkota permata bagi kesehatan masyarakat Amerika dan global. Kami menghormatinya," ujar Azar.

Direktur CDC Dr. Robert Redfield juga membahas panduan CDC yang terkadang berubah-ubah. Redfield berkata keputusan itu berdasarkan data-data kesehatan.

Salah satu contoh yang berubah adalah definisi kontak dekat.

Kini, kontak dekat berarti orang yang berdiri kurang dari 2 meter di sebelah pasien positif COVID-19 selama setidaknya 15 menit.

"Ini berdasarkan data yang empat bulan lalu tidak kita punya, tetapi ini data sekarang yang kita punya," ujarnya.


Infografis Protokol Kesehatan Vaksin Terbaik

Infografis Protokol Kesehatan Vaksin Terbaik (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya