Liputan6.com, Jakarta Tidak ada satu pekerjaan pun yang tidak memiliki pemimpin. Baik itu pekerjaan yang kecil ataupun besar. Salah satu gaya kepemimpinan yang paling populer dan terbukti berhasil untuk segala jenis bisnis saat ini adalah kepemimpinan strategis.
Kepemimpinan strategis sendiri sangat penting untuk dipahami karena satu-satunya model yang beresonansi dengan Milenial dan Generasi Z karena menekankan kolaborasi, inklusivitas dan keragaman di tempat kerja.
Advertisement
Untuk menjadi seorang pemimpin strategis, Anda perlu beroperasi dari perspektif dengan pemikiran terbuka. Perlu bersandar pada perubahan evolusioner dalam bisnis dan membiarkan pasang surut memengaruhi lintasan.
Terdapat 2 perusahaan ternama, besar, tumbuh lebih kuat dan tentunya semua orang mengetahuinya yang menggunakan gaya kepemimpinan strategis yakni Google dan Amazon.
Jenis kepemimpinan strategis sendiri mencakup 3 hal mengutip Lifehack.org, Selasa (3/11/2020), yakni:
1. Berwibawa
Salah satu bentuk gaya manajerial yang paling populer dalam struktur bisnis, namun paling banyak diperdebatkan karena popularitasnya diwarnai oleh prefensi generasi.
Di mana Baby Boomers dan Generasi X menanggapi dengan baik sedangkan Generasi Millenial dan Generasi Z sebaliknya.
Saksikan video di bawah ini:
Jenis kepemimpinan strategis
2. Partisipatif
Kepemimpinan yang lebih dari perspektif lateral. Mayoritas dari generasi muda lebih menyukai struktur kepemimpinan yang seperti ini.
3. Delegatif
Mencakup keberpihakan generasi dan bekerja dengan baik untuk sebagian besar karyawan. Delegatif mendorong partisipasi, tetapi masih menempatkan tanggung jawab kepemimpinana pada manajemen atas.
Advertisement
Tips gaya pemimpin strategis
Berikut beberapa tips gaya pemimpin strategis yang bisa Anda tiru:
1. Gunakan tombol jeda
Merangkul tombol jeda menjadi salah satu aspek terpenting dari kepemimpinan strategis karena dapat melindungi dari pengambilan keputusan berdasarkan asumsi.
Saat menggunakan tombil jeda sendiri harus memberi diri Anda waktu untuk membuat tanggapan yang benar dan berkolaborasi dengan orang yang tepat. Jika terburu-buru tanpa henti, maka Anda akan berisiko menciptakan sebuah tindakan yang tanpa tujuan.
2. Akui bias implisit
Kepemimpinan strategis lebih dari sekadar menciptakan struktur yang tepat, mengembangkan pola pikir yang benar dan mengakui bias implisit dan potensi bias kognitif Anda sendiri.
Sehingga intropeksi diri menjadi penting untuk kepemimpinan strategis. Selain itu juga harus melampaui pemahaman dan mengadopsi akuntabilitas.
Seorang pemimpin strategis harus dapat merangkul kesadaran, mengundang orang lain untuk mengukut kemajuan dan mengundang tim untuk memberikan umpan balik.
3. Rangkullah kemajuan, bukan kesempurnaan
Jika Anda menunggu untuk menjadi seorang yang sempurna, maka Anda tidak akan pernah maju. Ingatlah bahwa tim Anda memahami bahwa Anda akan membuat kesalahan dan membuat beberapa kekacauan di sepanjang perjalanan.
Jika Anda ingin mengejar kemajuan maka dapat memajukan perusahaan. Kepemimpinan strategis mengharuskan Anda menerapkan strategi yang berhasil meskipun tidaklah sempurna.
Reporter: Tasya Stevany