Ubur-Ubur Jumbo Selebar 1,2 Meter di Pantai Ini Bikin Kaget Pria Joging

Smirnov mengaku sering joging di pantai, tetapi belum pernah melihat ubur-ubur sebesar itu, yang kemudian disebut ahli sebagai pink meanie.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2020, 18:35 WIB
Ilustrasi ubur-ubur. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Florida - Ditemukan ubur-ubur raksasa selebar 4 kaki (1,2 meter) di Pantai Vanderbilt, Florida, Amerika Serikat. Penemuan ini ditemukan oleh seorang pria Florida yang sedang berada di pantai dan penemuan ini sangat jarang.

Dilansir dari UPI, Jumat (30/10/2020), Anatoli Smirnov dari Napoli mengatakan bahwa dirinya sedang joging di sepanjang Pantai Vanderbilt di Collier County. Kemudian ia memoto sesuatu yang menyerupai ubur-ubur jumbo dengan lebar sekitar 1,2 meter di garis pantai tersebut.

Smirnov mengaku sering joging di pantai, tetapi belum pernah melihat ubur-ubur sebesar itu, yang kemudian disebut ahli sebagai pink meanie.

"Hampir saja dimakan ubur-ubur raksasa," kata Smirnov bercanda.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Banyak Spesies Ubur-Ubur Datang

Ubur-ubur terlihat di Wahana Jellyfish Sphere di SeaWorld Ancol, Jakarta, Selasa (25/12). Sea World menjadi tempat wisata alternatif warga menghabiskan libur Natal 2018. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Seorang ahli biologi kelautan di Florida Gulf Coast University, James Douglass mengatakan bahwa foto itu menggambarkan ubur-ubur yang dikenal sebagai pink meanie atau si makhluk merah jambu. Tetapi jenis yang satu ini tidak lebih berbahaya dari sepupunya yang berrukuran lebih kecil.

"Sengatannya akan terasa seperti gigitan nyamuk," kata Douglass.

Spesies ubur-ubur ini langka dan besar, hal ini dikarenakan ia adalah pemangsa, tentakelnya dapat memanjang hingga 70 kaki (21,3 meter).

Ahli tersebut mengatakan bahwa makhluk merah muda itu datang ke pantai dikarenakan adanya keberadaan spesies ubur-ubur lainnya.

"Mangsa ubur-ubur, ubur-ubur bulan, cukup banyak sepanjang tahun ini".

"Jadi mungkin ada beberapa spesies lagi di sekitar sini dikarenakan mangsa mereka yang sangat banyak," jelas ahli biologi kelautan itu.

 

Reporter : Romanauli Debora

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya