Top 3: Cek Kelulusan Seleksi CPNS 2019

Berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal Bisnis Liputan6.com pada Sabtu, 31 Oktober 2020

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Okt 2020, 08:15 WIB
Peserta mengikuti ujian Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) di Surabaya, Selasa (22/9/2020). Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Surabaya menggelar ujian SKB yang diikuti 1.142 peserta CPNS dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat. (Juni Kriswanto/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019 kini resmi telah usai. Sejak pendaftaran pertama dibuka pada 11 November 2019, proses perekrutan mengalami beberapa kendala dan kemunduran sebelum hasil akhir diumumkan pada Jumat hari ini, 30 Oktober 2020.

Bagi peserta yang ingin mengetahui kelulusan seleksi CPNS 2019 bisa melakukannya, dengan login pada sscn.bkn.go.id dan via link laman masing laman instansi yang dilamar.

Peserta yang ingin mengetahui namanya lolos atau tidak pada seleksi CPNS 2019, harus melakukan login terlebih dulu di https://sscn.bkn.go.id/.

Artikel mengenai cara untuk mengecek kelulusan seleksi CPNS 2019 ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu, masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.

Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal Bisnis Liputan6.com pada Sabtu, 31 Oktober 2020:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. Hasil Seleksi CPNS 2019 Diumumkan 30 Oktober 2020, Cek Kelulusan di Sini

Peserta mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Computer Assisted Test (CAT) untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kemenkumham di Gedung Kepegawaian Negara, Jakarta, Rabu (2/9/2020). Pelaksanaan SKB CPNS yang diikuti 829 peserta tersebut menerapkan protokol kesehatan. (merdeka.com/Imam Buhori)

Hasil akhir seleksi CPNS 2019 diumumkan pada, Jumat 30 Oktober 2020 ini. Seiring seluruh rangkaian proses seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi tahun 2019 dinyatakan telah usai. 

Bagi peserta yang ingin mengetahui kelulusan seleksi CPNS 2019 bisa melakukannya, dengan login pada sscn.bkn.go.id dan via link laman masing laman instansi yang dilamar.

"(Pengumuman) dilakukan oleh instansi masing-masing, mulai pukul 00.00 tanggal 30 Oktober, tergantung instansinya," jelas Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Hukum dan Kerja Sama BKN Paryono kepada Liputan6.com, Rabu (28/10/2020) kemarin.

Baca artikel selengkapnya di sini


2. Hari Pertama Libur Panjang, 103.506 Penumpang Padati 15 Bandara Angkasa Pura I

Bandara Juanda T2 (Dok Foto: Angkasa Pura I)

PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mencatatkan trafik penumpang sebesar 103.506 orang di 15 bandara di masa arus mudik libur panjang Maulid Nabi, tepatnya di tanggal 28 Oktober 2020.

Trafik penumpang tersebut lebih tinggi 23,2 persen dibanding hari sebelumnya di mana trafik penumpang pada 27 Oktober hanya sebesar 83.977 orang dan pada 26 Oktober hanya 70.874 orang.

"Trafik penumpang pada 28 Oktober 2020 yang sebesar 103.506 orang terdiri dari 55.711 trafik kedatangan dan 47.795 trafik keberangkatan," ujar Vice President Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Handy Heryudhitiawan dalam keterangannya, Jumat (30/10/2020).

Baca artikel selengkapnya di sini


3. Fakta Boikot Produk Prancis, Apa Pengaruhnya ke Indonesia?

Pendukung mengibarkan bendera Prancis saat merayakan kemenangan Emmanuel Macron di luar museum Louvre, Paris, Minggu (7/5). Berdasarkan exit poll sejauh ini, rakyat Prancis memilih Macron sebagai presiden mereka yang baru. (AFP PHOTO/Eric FEFERBERG)

Presiden Prancis Emmanuel Macron mendukung kebebasan berekspresi terkait kontroversi kartun Nabi Muhammad SAW di negaranya. Macron berargumen bahwa prinsip negaranya adalah mendukung kebebasan berpendapatan.

Ucapan Macron dikritik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia menyebut kesehatan mental Macron perlu diperiksa serta menginisiasi ajakan boikot produk-produk Prancis. Ajakan Erdogan lantas direspons oleh warganet dari Arab maupun Indonesia yang menyerukan boikot untuk produk-produk Prancis lewat sosial media.

Meski begitu, pengamat ekonomi sekaligus Dosen Perbanas Institute, Piter Abdullah memastikan gerakan boikot produk Prancis tidak berpengaruh banyak kepada Indonesia, baik dari sisi investasi maupun ekspor impor. Sebab, produk-produk Indonesia sendiri tidak banyak yang bisa menjadi substitusi produk Prancis.

Baca artikel selengkapnya di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya