Liputan6.com, Jakarta - Candi Borobudur salah satu peninggalan sejarah yang banyak dikaji, tak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari luar negeri. Candi yang berada di kawasan Magelang, Jawa Tengah, itu menyimpan banyak cerita, salah satunya tentang fauna.
"Kajian tentang makna kehadiran spesies fauna menjadi penting dan menarik untuk melengkapi cerita panil serta menambah nilai candi Borobudur sebagai wisata sejarah dan edukasi," tulis akun Instagram Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI), baru-baru ini.
Baca Juga
Advertisement
Pusat Penelitian Biologi LIPI melakukan mengkaji tentang fauna-fauna di Relief Lalitavistara (kisah perjalanan hidup Buddha Gautama) dan Relief Karmawibhangga (relief yang menceritakan tentang hukum sebab akibat) pada Candi Borobudur. "Terkait metode identifikasi jenis fauna berdasarkan karakter morfologi, tingkah laku, habitat dan physiological features," lanjutnya.
Cahyo Rahmadi, Plt. Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI mengungkapkan, dari 120 panil cerita relief Lalitavistara, terdapat 61 panil yang memiliki relief fauna di dalamnya. Tim peneliti LIPI bersama pengkaji Balai Konservasi Borobudur (BKB) menemukan total ada 315 individu fauna.
Cahyo berpendapat, panil yang memiliki pahatan fauna dengan jumlah spesies terbanyak menceritakan tentang Bodhisattva (calon Buddha) yang akan menyeberangi Sungai Gangga yang sedang meluap, di mana terpahat 9 jenis fauna di dalamnya. Sementara itu, fauna yang paling banyak tersebar di panil adalah merak hijau (Pavo muticus) yang tersebar di 15 panil.
“Pemahat kala itu seperti taksonom, ekolog, etolog, dan illustrator sains. Saat ini peneliti harus ke hutan untuk mengamati perilaku fauna, sedangkan pemahat relief Borobudur telah menggambarkan dengan benar berdasarkan kehidupan satwa waktu itu,” tegas Cahyo.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
52 Spesies Satwa
Dalam kajian LIPI itu terdapat 52 spesies satwa teridentifikasi dalam relief kisah Lalitavistara di Candi Borobudur. Sebanyak 47 di antaranya teridentifikasi sampai tingkat spesies dan lima fauna sampai tingkat famili. Dari 52 spesies dan famili yang teridentifikasi itu terbagi menjadi kelas, yaitu actinopterygii (ikan), aves (burung), gastropoda (siput), mamalia, dan reptil.
"Berdasarkan identifikasi yang dilakukan oleh tim LIPI dan BKB, terdapat empat spesies actinopterygii dari empat fimili, 21 spesies aves dari 15 famili, satu spesies gastropoda, 23 spesies mamalia dari 18 famili, dan tiga spesies reptil dari tiga famili," tulis akun tersebut.
Sementara itu, dari 52 spesies yang terindentifikasi tersebut, hanya satu fauna yang tidak ada keberadaannya di Nusantara kuno, yaitu singa. Namun, menurut Kitab Lalitavistara, singa dapat ditemukan di India, sehingga dipahat di Borobudur.
Advertisement