Liputan6.com, Bratislava - Slovakia batal melaksanakan tes COVID-19 berskala nasional. Penyebabnya adalah kurangnya tenaga medis terlatih.
Target awalnya adalah empat juta orang akan ikut tes antigen. Kebijakan itu dianggap sebagai alternatif ketimbang lockdown total.
Baca Juga
Advertisement
Eropa kini sedang dilanda gelombang baru COVID-19.
Dilaporkan BBC, Sabtu (31/10/2020), Presiden Slovakia Zuzana Caputova meminta rencana tes COVID-19 itu batal setelah militer menyebut kekurangan tenaga medis.
Kementerian Pertahanan menyebut baru ada 70 persen dari 20 ribu staf yang tersedia untuk melakukan tes antigen.
Total kasus COVID-19 di Slovekia saat ini berjumlah 55.091. Sebanyak 212 orang dilaporkan meninggal.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Operasi Logistik Terbesar
Tes antigen dipilih karena tingkat false negative-nya relatif rendah, yakni 30 persen.
Pasukan militer dan medis seharusnya disebar ke daerah perumahan di Bratislava hingga pegunungan di pegunungan Tatra.
"Ini adalah operasi logistik terbesar oleh tentara sejak negara ini merdeka," ujar Menteri Pertahanan Jaro Nad.
Kondisi di Slovakia masih lebih baik ketimbang negara tetangganya, Ceko. Namun, pemerintah memprediksi bahwa kasus akan memenuhi rumah sakit pada pertengahan November jika tak ada tindakan yang dilakukan.
Advertisement
Tes Nasional Atau Lockdown
Pada April lalu, Slovakia sempat menerapkan pembatasan sosial hingga Mei.
Sejauh ini, Presiden Slovakia masih menolak lockdown. Menhan Nad menyebut pilihannya tinggal tes massal atau lockdown.
"Tidak ada alternatif, pilihannya adalah tes massal atau lockdown keras," ujarnya.
Infografis COVID-19
Advertisement