Slovakia Batal Gelar Tes COVID-19 Nasional, Minim Tenaga Medis Terlatih Jadi Alasan

Slovakia harus tes massal jika tak mau lockdown.Namun, kebijakan tes massal COVID-19 batal digelar, menurut laporan media.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 31 Okt 2020, 12:36 WIB
Potret Presiden Slovakia yang tetap stylish meski kenakan atribut pencegahan penularan virus corona. (Sumber: Instagram @zuzana_caputova)

Liputan6.com, Bratislava - Slovakia batal melaksanakan tes COVID-19 berskala nasional. Penyebabnya adalah kurangnya tenaga medis terlatih.

Target awalnya adalah empat juta orang akan ikut tes antigen. Kebijakan itu dianggap sebagai alternatif ketimbang lockdown total.

Eropa kini sedang dilanda gelombang baru COVID-19.

Dilaporkan BBC, Sabtu (31/10/2020), Presiden Slovakia Zuzana Caputova meminta rencana tes COVID-19 itu batal setelah militer menyebut kekurangan tenaga medis.

Kementerian Pertahanan menyebut baru ada 70 persen dari 20 ribu staf yang tersedia untuk melakukan tes antigen.

Total kasus COVID-19 di Slovekia saat ini berjumlah 55.091. Sebanyak 212 orang dilaporkan meninggal.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Operasi Logistik Terbesar

Potret Presiden Slovakia yang tetap stylish meski kenakan atribut pencegahan penularan virus corona. (Sumber: Instagram @zuzana_caputova)

Tes antigen dipilih karena tingkat false negative-nya relatif rendah, yakni 30 persen.

Pasukan militer dan medis seharusnya disebar ke daerah perumahan di Bratislava hingga pegunungan di pegunungan Tatra.

"Ini adalah operasi logistik terbesar oleh tentara sejak negara ini merdeka," ujar Menteri Pertahanan Jaro Nad.

Kondisi di Slovakia masih lebih baik ketimbang negara tetangganya, Ceko. Namun, pemerintah memprediksi bahwa kasus akan memenuhi rumah sakit pada pertengahan November jika tak ada tindakan yang dilakukan.


Tes Nasional Atau Lockdown

Potret Presiden Slovakia yang tetap stylish meski kenakan atribut pencegahan penularan virus corona. (Sumber: Instagram @zuzana_caputova)

Pada April lalu, Slovakia sempat menerapkan pembatasan sosial hingga Mei.

Sejauh ini, Presiden Slovakia masih menolak lockdown. Menhan Nad menyebut pilihannya tinggal tes massal atau lockdown.

"Tidak ada alternatif, pilihannya adalah tes massal atau lockdown keras," ujarnya.


Infografis COVID-19

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen? (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya