Liputan6.com, Barcelona- Barcelona menghadapi masalah ekonomi yang akut selama pandemi Covid-19. Kebijakan pengeluaran uang yang asal-asalan di era Presiden Josep Maria Bartomeu mulai dirasakan efeknya sekarang.
Seperti dilansir Marca, Barcelona harus menghemat 190 juta euro atau Rp 3,2 Triliun dari gaji kalau ingin selamat dari kebangkrutan. Itu artinya pemain Barcelona harus setuju pemotongan gaji sebesar 30 persen.
Advertisement
Pengacara Barcelona dan pemain sudah bicara pada Jumat agar bisa tercapai persetujuan soal ini. Awalnya pemain tak setuju dengan ini, tapi penolakan bisa berujung kebangkrutan.
Pelaksana tugas Presiden Barcelona, Carles Tusquets mengungkapkan fakta miris ini. Dia mengatakan pemain mau tak mau harus mendengarkan titah dari mantan presiden Josep Maria Bartomeu.
"Kekhawatiran kami itu soal ekonomi. Pandemi ini sangat mempengaruhi Barcelona. Klub ini bergantung kepada turis dan sekarang tak ada sama sekali," ujarnya soal kondisi keuangan Barcelona seperti dikutip Marca.
Saksikan Video Barcelona di Bawah Ini:
Kontrak Messi
Salah satu hal yang paling dipusingkan yaitu soal masa depan Lionel Messi. Meski Messi tak memperpanjang kontrak, Barcelona tetap harus membayar bonus kepadanya.
Saat ini ada enam kandidat yang mau maju menjadi Presiden Barcelona. Mereka adalah Pere Riera, Victor Font, Agusti Benedito, Jordi Farre dan Lluis Fernandez.
Ada juga yang ingin segera melaksanakan pemilihan yaitu Joan Laporta, Xavier Vilajoana dan Emili Rousaud. Sepertinya pemilihan baru bisa dilaksanakan pada 2021.
Advertisement
Tak Terpengaruh
Koeman juga bicara soal mundurnya presiden Josep Maria Bartomeu. Dia ogah memusingkan soal mundurnya Bartomeu ini karena yakin tak memengaruhi kontraknya di Barcelona.
"Saya tak tahu apakah kepergian Bartomeu akan memengaruhi saya. Itu di luar kontrol saya. Saya hanya bekerja dan mencoba memenangkan trofi," ujar Koeman seperti dikutip Marca.
"Saya tahu kandidat presiden akan bicara soal proyek mereka. Kita tunggu saja siapa yang akan menjadi presiden Barcelona.