WHO Ungkap Adanya Laporan Efek Jangka Panjang Usai Terkena COVID-19

WHO meminta agar pemerintah di dunia lebih mengenali efek jangka panjang COVID-19 dan memastikan akses ke layanan kesehatan untuk semua pasien

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 02 Nov 2020, 14:06 WIB
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap adanya efek jangka menengah hingga panjang dari kasus COVID-19 yang dilaporkan oleh beberapa pasien.

"Selama beberapa bulan terakhir, saya telah mendengar langsung dari orang-orang yang menghadapi efek jangka menengah hingga jangka panjang dari infeksi COVID-19," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip dari laman resmi mereka pada Senin (2/11/2020).

Dalam sambutannya di konferensi persnya Jumat pekan lalu, Tedros mengatakan bahwa mereka mengkhawatirkan spektrum gejala yang luas dan berfluktuasi dari waktu ke waktu, serta seringkali tumpang tindih dan dapat mempengaruhi sistem apa pun di tubuh.

"Mulai dari kelelahan, batuk dan sesak napas, hingga peradangan dan cedera pada organ utama, termasuk paru-paru dan jantung. Bahkan efek neurologis dan psikologis," kata Tedros.

"Meski pun kami masih mempelajari tentang virus tersebut, yang jelas adalah bahwa ini bukan hanya virus yang membunuh orang. Bagi sejumlah orang, virus ini menimbulkan berbagai efek jangka panjang yang serius."

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Lebih Banyak Penelitian

Poster yang mengingatkan untuk mengenakan masker terlihat di jendela sebuah toko di Kew Gardens, New York City, AS, 6 Oktober 2020. Menurut CSSE di Universitas Johns Hopkins hingga 7 Oktober 2020 waktu setempat, jumlah kasus COVID-19 di AS telah menembus angka 7,5 juta. (Xinhua/Wang Ying)

Ia mengatakan, beberapa orang dapat benar-benar pulih namun prosesnya bisa terjadi dengan lambat, bisa berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Tedros menambahkan bahwa mereka belum memiliki jumlah yang pasti terkait orang yang mengalami dampak jangka panjang usai terkena penyakit tersebut.

Namun, gejala dan komplikasi pasca COVID-19 memang dilaporkan baik pada mereka yang dirawat dan yang tidak dirawat di rumah sakit. Selain itu, secara umum, kasus semacam ini juga ditemukan pada wanita, pria, tua, muda, hingga anak-anak.

"WHO akan terus melakukan lebih banyak penelitian untuk menetapkan standar perawatan terbaik untuk mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi tersebut," ujar Tedros.

Maka dari itu, ia mengatakan bahwa penting bagi pemerintah untuk mengenali efek jangka panjang COVID-19 dan memastikan akses ke layanan kesehatan untuk semua pasien, termasuk perawatan kesehatan primer dan jika diperlukan, perawatan khusus serta rehabilitasi.


Infografis Kombinasi 3M Turunkan Risiko Tertular Covid-19 hingga 99,9 Persen

Infografis Kombinasi 3M Turunkan Risiko Tertular Covid-19 hingga 99,9 Persen. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya