Cek Fakta: Tidak Benar Angka Kematian Bunuh Diri Lebih Banyak dari Covid-19, Ini Buktinya

Akun Twitter atas nama @lexisrios_ yang membahas isu angka kematian akibat bunuh diri lebih banyak ketimbang virus corona covid-19.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 03 Nov 2020, 10:16 WIB
Klaim yang menyebut angka kematian akibat bunuh diri lebih banyak ketimbang virus corona covid-19 (Twitter/@lexisrios_)

Liputan6.com, Jakarta - Beredar sebuah isu di Twitter yang menyebut angka kematian akibat bunuh diri lebih banyak ketimbang virus corona covid-19. Bahkan, ada yang meminta untuk meninggalkan penggunaan masker.

Adalah akun Twitter atas nama @lexisrios_ yang membahas isu angka kematian akibat bunuh diri lebih banyak ketimbang virus corona covid-19. Namun, dia tidak menyebutkan perbandingan angka kematiannya.

Begini narasi yang dia buat:

"Ada lebih banyak kematian karena bunuh diri daripada kematian akibat virus corona covid-19 dalam dua bulan terakhir. Bersikap baik itu tidak sulit. Jadi, lepas saja masker Anda."

Menariknya, isu ini juga dibahas Tom Brady, seorang juara Super Bowl di Amerika Serikat. Dia mengunggah isu tersebut melalui Insta Stories pada 27 Oktober lalu.

Benarkah isu yang menyebut angka kematian akibat bunuh diri lebih banyak ketimbang virus corona covid-19?

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kebenaran informasi tersebut di mesin pencari, Google. Hasil penelusuran mengarahkan ke situs Politi Fact dengan judul artikel: "No, suicides have not outpaced COVID-19 deaths". Artikel itu dipublikasikan pada 27 Oktober 2020.

Dalam artikelnya, Politi Fact menyebut klaim angka kematian akibat bunuh diri lebih banyak ketimbang virus corona covid-19 adalah salah. Situs ini juga menghubungi Tom Brady untuk menanyakan sumber unggahannya di Instagram, tapi tidak ada jawaban.

Artikel itu juga mengambil data statistik bunuh diri dari Pusat Statistik Kesehatan Nasional Amerika Serikat. Data yang diambil sejak tahun 2018, menunjukkan, ada 48.312 kasus bunuh diri yang dilaporkan, rata-rata kasus ini terjadi sebanyak 4.026 per bulan.

Kemudian, angka kematian akibat virus corona per bulan di Amerika Serikat, yakni empat kali lebih tinggi atau lebih dalam beberapa bulan terakhir. Saat bulan Juni, ada sekitar 19 ribu kematian akibat covid-19. Sekarang, ada 22 ribu kematian per bulan.

Hasil penelitian mengarahkan ke situs Oxford Academic dengan judul artikel: "The impact of the COVID-19 pandemic on suicide rates". Artikel ini sudah dipublikasikan pada 10 Oktober 2020.

Dalam penelitian yang dilakukan di AS, Inggris, Italia, Jerman, Bangladesh, India, dan negara lain menyebut ada kemungkinan kasus bunuh diri diakibatkan oleh covid-19. Namun, jumlahnya tidak banyak akibat covid-19.

Sebagai contoh dalam artikel tersebut, seorang Kepala Departemen Darurat berusia 49 tahun di rumah sakit New York City meninggal karena bunuh diri setelah memberi tahu keluarganya tentang penderitaan luar biasa dan kematian yang dia saksikan saat merawat pasien virus corona covid-19.

Kemudian ada juga seorang pria Bangladesh berusia 36 tahun bunuh diri karena dia dan orang-orang di desanya mengira dia terinfeksi covid-19 setelah mengalami gejala demam dan pilek. Namun, setelah pemeriksaan postmortem, pria itu tidak terinfeksi covid-19.

 


Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Klaim yang menyebut angka kematian akibat bunuh diri lebih banyak ketimbang virus corona covid-19 adalah salah.

Cek Fakta Liputan6.com menyimpulkan, covid-19 menganggu mental yang menimbulkan depresi hingga menyebabkan bunuh diri. Namun, angka kematian akibat kasus bunuh diri tidak banyak akibat terpapar covid-19.

 


Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya