Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron tetap mendukung kebebasan berekspresi terkait kontroversi kartun Nabi Muhammad SAW di negaranya. Ucapan Macron dikritik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia menyebut kesehatan mental Macron perlu diperiksa serta mengajak boikot produk-produk Prancis.
Ajakan Erdogan direspons oleh warganet dari beberapa negara, termasuk Indonesia. Sebuah minimarket di Indonesia diketahui ikut mendukung gerakan boikot produk Prancis. Hal tersebut diketahui dari unggahan akun Instagram @makassar_iinfo pada 31 Oktober 2020.
"Salah satu minimarket di Indonesia juga sudah ikut memboikot produk dari negara Prancis," tulis akun tersebut dalam keterangan foto. Namun tidak disebutkan lokasi minimarket tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Dalam unggahan itu, terdapat sejumlah foto dan video memperlihatkan adanya rak di minimarket yang disegel. Rak tersebut berisi produk-produk yang disebut berasal dari Prancis.
Pada rak itu, ada tanda peringatan kalau produk di dalamnya tidak dijual dan disegel sementara, dilengkapi dengan keterangan produk Prancis di bawahnya. "Mohon maaf sementara produk ini tidak kami jual. Boikot produk Prancis," tulis salah satu peringatan di rak.
Rak minimarket tersebut disegel dengan penutup transparan. Jadi, produk yang masuk ke dalam daftar boikot bisa terlihat dari luar. Di dalam rak itu, ada produk kecantikan, minuman, dan susu bayi yang mengundang perhatian.
Sampai berita ini ditulis, unggahan itu sudah disukai lebih dari 58 ribu kali dan mengundang ribuan komentar. Sejumlah warganet menyoroti beberapa produk yang ikut diboikot, seperti Aqua dan SGM. Mereka mempertanyakan apakah benar kedua produk tersebut ikut diboikot.
Menurut mereka, kedua produk itu asli Indonesia dan banyak buruh bekerja di sana. Warganet juga ramai membahas tentang susu formula bayi SGM. Ada yang mendukung, tapi ada juga yang kurang setuju karena harganya terjangkau dan banyak anak mereka yang sudah cocok dengan produk susu bayi tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengaruh Bagi Indonesia
"MashaAllah setujuu bgt. Kalau perlu buat list produk2 Perancis biar kt jg bisa turut berpartisipasi untuk tidak menggunakan produknya. We Love Rasulullah Muhammad SAW," tulis pemilik akun pwatieka.
"Ikut2n boikot nanti anak yg udah cocok susu sgm pada bingung mamaknya," timpal felixa_celiana. "Baru tau SGM dari Perancis, sy pikir produk lokal krn relatif murah," komentar akun agusrisdianto36.
Sementara itu, pengamat ekonomi sekaligus Dosen Perbanas Institute, Piter Abdullah memastikan gerakan boikot produk Prancis tidak berpengaruh banyak kepada Indonesia, baik dari sisi investasi maupun ekspor impor. Sebab, produk-produk Indonesia sendiri tidak banyak yang bisa menjadi substitusi produk Prancis.
Alasannya, produk asal Indonesia belum tepat untuk dijadikan pengganti barang-barang Perancis yang kerap digunakan sebagai gaya hidup, seperti tas Hermes yang kedapatan digemari oleh istri Erdogan, Emine Erdogan.
"Peluang selalu ada. Tanpa adanya gerakan boikot pun peluang Itu ada. Tapi produk-produk kita tidak banyak yang bisa menjadi substitusi produknya Perancis. Oleh karena itu kita tidak punya banyak peluang untuk memanfaatkan gerakan boikot terhadap produk Prancis," kata Piter seperti dikutip dari Kanal Bisnis Liputan6.com, 30 Oktober 2020.
Menurut dia, seharusnya Indonesia sudah memanfaatkan peluang pasar produk-produk halal jauh sebelum terjadinya boikot terhadap produk Prancis saat ini.
Advertisement