Aturan Ketat Cegah Klaster Covid-19 di Telaga Tambing TN Lore Lindu

Walau telah dibuka untuk wisatawan, pembatasan pengunjung dan protokol kesehatan ketat diberlakukan di objek wisata Telaga Tambing di Taman Nasional Lore Lindu, Kabupaten Poso guna mencegah penyebaran Covid-19.

oleh Heri Susanto diperbarui 04 Nov 2020, 06:00 WIB
Sejumlah pengunjung Telaga Tambing TN Lore Lindu tampak mengenakan masker untuk tetap berwisata di tengah pandemi, Minggu (1/11/2020). (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Liputan6.com, Poso - Walau telah dibuka untuk wisatawan, pembatasan pengunjung dan protokol kesehatan ketat diberlakukan di objek wisata Telaga Tambing di Taman Nasional Lore Lindu, Kabupaten Poso guna mencegah penyebaran Covid-19.

 

Protokol kesehatan ketat diberlakukan Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (BBTNLL) di objek wisata Telaga Tambing atau Rano Kalimpa sejak dibuka kembali untuk kunjungan, setelah sempat ditutup selama pandemi Covid-19.

Aturan-aturan ketat untuk mencegah penyebaran virus tersebut antara lain; pembatasan jumlah pengunjung dari jumlah biasanya. Wisatawan yang datang juga harus mengenakan masker serta diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas.

Selain itu, objek wisata alam di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara itu hanya dibuka dari pukul 08.00 Wita sampai dengan 18.00 Wita. Aturan untuk adaptasi kebiasaan baru tersebut sudah diberlakukan sejak akhir Juli 2020.

"Kami hanya siapkan kuota untuk 300 pengunjung atau 30 persen dari jumlah normal. Pengunjung yang tidak membawa masker atau tidak taat, terpaksa kami tidak izinkan," Kepala Seksi Wilayah III Tongoa BBTNLL, Herman Sasia menjelaskan, Minggu (1/11/2020).

Para petugas di lokasi yang merupakan kawasan konservasi itu selama masa pandemi ini juga aktif berpatroli di area camping ground seluas 4,5 hektare untuk mengingatkan pengunjung taat terhadap aturan protokol kesehatan yang ada.

Telaga Tambing yang berjarak 80 km dari Kota Palu selama ini menjadi lokasi favorit warga Sulawesi Tengah untuk berwisata alam. Di lokasi itu pengunjung dapat menikmati udara segar khas pegunungan dan flora-fauna endemik. Sebelum Covid-19 mewabah, jumlah kujungan wisatawan di lokasi itu bisa mencapai lebih dari 1.000.

"Sebelum pandemi pengunjung bisa mencapai ribuan di akhir pekan. Di situasi pandemi seperti sekarang itu tidak boleh. Kami tidak mau ada klaster penularan di sini," Herman memperingatkan.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya