Dirjen WHO Jalani Karantina Mandiri Usai Kontak dengan Orang Positif COVID-19

Kontak dengan pasien positif COVID-19, Tedros Adhanom Ghebreyesus lakukan karantina mandiri.

oleh Novita Ayuningtyas diperbarui 03 Nov 2020, 12:00 WIB
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus saat ini harus menjalani karantina mandiri. Hal ini dilakukan usai dirinya dinyatakan kedapatan kontak dengan salah seorang pasien positif COVID-19.

Terkait dengan isolasi mandiri yang dilakukannya, Tedros pun mengonfirmasi hal tersebut melalui unggahan di akun Twitter pribadinya.

"Saya telah teridentifikasi sebagai kontak dari seseorang yang dites positif COVID-19. Saya baik dan tanpa gejala tetapi harus karantina mandiri dalam beberapa hari, sejalan dengan protokol WHO, dan bekerja dari rumah" tulis Tedros melalui akun twitternya, @DrTedros pada 2 November 2020.

Bukan hanya mengonfirmasi terkait dengan karantina mandiri yang dijalankan, Tedron juga kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Menurutnya, dengan menjalani panduan kesehatan yang diberikan menjadi salah satu cara untuk memutus rantai penularan Covid-19.

Sebelum menjalani isolasi mandiri di kediamannya, pada Jumat lalu waktu Jenewa, Swiss, Tedros sempat mengikuti konferensi pers secara virtual. Pada kesempatan tersebut, ia pun mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap efek jangka panjang dari pandemi corona ini.


WHO antisipasi efek jangka panjang

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, 11 Maret 2020. WHO menyatakan wabah COVID-19 dapat dikategorikan sebagai "pandemi" karena virus tersebut telah menyebar semakin luas ke seluruh dunia. (Xinhua/Chen Junxia)

Dikutip dari laman resmi WHO, Tedros menyebut jika beberapa orang bisa benar-benar pulih dari virus corona. Namun, proses yang terjadi bisa sangat lambat.

"WHO akan terus melakukan lebih banyak penelitian untuk menetapkan standar perawatan terbaik untuk mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi tersebut," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, ia juga menyampaikan jika WHO akan berusaha dan bekerja sama dengan Turki dan Yunani untuk memastikan perawatan medis darurat tetap tersedia pasca gempa bumi yang menimpa kedua negara tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya