10 Pemuda Diamankan Saat Demo Kedubes Prancis, Satu Pendemo Bawa Pistol Mainan

Heru menerangkan, hingga saat ini ada 10 orang yang diamankan oleh kepolisian.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 02 Nov 2020, 16:38 WIB
Massa demonstran dari gabungan elemen Islam menggelar aksi damai mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron di kawasan Sarinah, Jakarta, Senin (2/11/2020). Mereka datang dengan berbagai atribut mengecam pernyataan presiden Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian mengamakan 10 remaja yang diduga akan menyusup di tengah-tengah demonstran. Unjuk rasa ini sebagai bentuk protes atas pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Marcon di sekitar Kantor Kedutaan Besar Prancis.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto menyebutkan, salah satu remaja yang diamakan kedapatan membawa pistol mainan. 

"Tadi ada yang bawa pistol, pistol mainan. Memang mainan tapi kan tidak pada tempatnya dibawa ke tempat aksi seperti ini," kata Heru di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Senin (2/11/2020).

Heru menerangkan, hingga saat ini ada 10 orang yang diamankan oleh kepolisian. Dia menuding, orang-orang tersebut bukalah dari kelompok buruh maupun organisasi masyarakat (ormas).

"Tadi ada 10 orang. Rata-rata pelajar karena umur di bawah 17 semua," ucap dia.

Massa dari berbagai ormas islam turun ke jalan. Mereka berkumpul di sekitaran Kedubes Prancis, Jakarta Pusat hari ini.

Salah satu orato, Haikal Hassan menyampaikan kegeraman atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Bahkan, Ustaz Haikal Hassan menganggap Presiden Prancis adalah seorang teroris.

"Kalau bilang Macron, bilang teroris," kata Ustaz Haikal dalam orasinya di atas mobil komando di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020).

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengingatkan kepada pengunjuk rasa agar mewaspadai provokator yang menyelusup untuk membuat kericuhan di tengah-tengah aksi yang berjalan dengan damai.

"Kami berharap teman-teman koordinator lapangan bisa menjaga massanya agar jangan sampai masuk provokator-provokator yang coba nanti berbuat kerusuhan," kata Yusri di Mako Polda Metro Jaya, Senin.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Siapkan Langkah Preventif

Massa demonstran dari gabungan elemen Islam menggelar aksi damai mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron di kawasan Sarinah, Jakarta, Senin (2/11/2020). Mereka datang dengan berbagai atribut mengecam pernyataan presiden Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Yusri juga mengatakan pihak kepolisian telah menyiapkan langkah preventif dengan menurunkan personelnya untuk melakukan penjagaan terhadap jalannya aksi dari ulah penyusup yang ingin memancing keributan.

Sebanyak dua kegiatan unjuk rasa digelar secara bersamaan di Jakarta pada Senin, 2 Oktober 2020.

Unjuk rasa pertama digelar oleh elemen buruh untuk menyuarakan penolakan terhadap Omnibus Law Cipta Kerja. Kegiatan unjuk rasa ini dipusatkan di monumen Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Sedangkan unjuk rasa kedua digelar oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212 di kantor Kedutaan Besar Prancis, Jakarta Pusat.

Polda Metro Jaya telah menyiagakan 7.766 personel gabungan, serta menyiapkan sebanyak 8.000 personel cadangan gabungan dari unsur TNI-Polri dan pemerintah daerah seperti Dishub, Satpol PP hingga pemadam kebakaran telah ditempatkan di kawasan Monas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya