Sri Mulyani: Lulusan LPDP Jangan Cuma Bisa Komplain

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menaruh harapan lebih bagi seluruh penerima program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2020, 20:15 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi sambutan saat memberikan apresiasi dan penghargaan kepada 30 Wajib Pajak (WP) di Jakarta, Rabu (13/3). Acara ini mengambil tema 'Sinergi Wujud Cinta Negeri'. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menaruh harapan lebih bagi seluruh penerima program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Untuk itu dia meminta penerima LPDP mampu menjadi penyedia solusi nyata bagi permasalahan Indonesia, sehingga tidak hanya jago mengkritik semata.

"Saya minta LPDP gudangnya orang-orang yang tadi ga cuma komplain. Kita lihat kemarin ada masalah terus komplain ngomongin aja apalagi sinis aja. Tetapi sekarang kerjakan aja yang anda bisa kerjakan," ujar dia dalam webinar oleh LPDP bertajuk "STUDIUM GENERALE 2020: Rekacipta Generasi Muda Menuju Indonesia Emas", Senin (2/11/2020).

Sri Mulyani mengatakan, saat ini negara tengah membutuhkan banyak lulusan yang punya solusi dan konsisten untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang tengah terjadi di masyarakat. Khususnya di masa kedaruratan kesehatan ini.

"Jangan pernah tanya apa yang negara bisa kasih ke saya, I think its about the time kalian bertanya apa yang bisa kalian bisa berikan untuk Republik Indonesia," tegasnya.

Oleh karena itu, dia mendorong seluruh lulusan LPDP tak hanya berfokus belajar dari apa ada di bangku kuliah. Melainkan juga dapat belajar dari lingkungan masyarakat di sekitar tempat mereka perkuliahan.

Sehingga penerima beasiswa dari uang negara itu dapat berkontribusi lebih untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada di tatara masyarakat. Artinya bukan hanya terbatas pada upaya menyelesaikan studinya LPDP tanpa sumbangsih lebih bagi negara.

"Kalau anda mindset-nya adalah gua akan dapat apa lagi nih, after ini gua mau cari apa buat gua lagi, kalau anda seperti itu attitude nya akan terpatri terus. Mungkin anda bisa sukses tapi enggak terlalu berguna menurut saya," tandas Sri Mulyani.

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Resesi di Depan Mata, Sri Mulyani Tenang

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) dalam waktu dekat akan merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 ini. Banyak pihak memprediksi ekonomi domestik mampu tumbuh lebih baik dari kuartal II-2020 yang terkontraksi minus hingga 5,32 persen.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati pun optimis ekonomi Indonesia di kuartal III tahun ini mampu tumbuh lebih baik. Kendati diakuinya ekonomi nasional masih berada dalam bayang-bayang resesi.

"InsyaAllah kuartal III ekonomi lebih baik walau kita masih negatif. Tetapi trennya sudah membaik," tegas dia dalam webinar oleh LPDP bertajuk "STUDIUM GENERALE 2020: Rekacipta Generasi Muda Menuju Indonesia Emas", Senin (2/11/2020).

Bendahara negara mengatakan, adanya perbaikan ekonomi di kuartal III 2020 tak lepas dari upaya keras pemerintah untuk meningkatkan serapan program pemulihan ekonomi (PEN). Alhasil diyakininakan berdampak positif pada perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III sampai IV tahun ini.

"Mudah-mudahan segera ke nol atau bahkan positif ekonomi kita. Sehingga itu recovery secara terus menerus harus kita jaga," tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara, optimistis realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bisa mencapai 100 persen pada akhir tahun ini dari total pagu anggaran Rp695,2 triliun. Mengingat pembiayaan berbagai program yang ada dilakukan secara berkala.

"Apakah mungkin sampai desember nanti (PEN) realisasi 100 persen? Jawabannya sangat mungkin, kenapa? Karena memang beberapa program itu dibayarkan secara bulanan," jelas dia dalam webinar bertajuk 'Dualisme Peran UMKM di Tengah Krisis Ekonomi Nasional', Sabtu (19/9).

Menurut Suahasil sistem pembiayaan program PEN secara berkala sengaja dirancang sedemikian rupa oleh Pemerintah. Tujuannya untuk melindungi daya beli masyarakat selama pandemi Corona berlangsung.

"Jadi, memang kalau bikin anggaran PEN itu tidak berati bahwa sebulan pertama dilaksanakan penyaluran semua digelontorkan. Ada yang seperti PKH atau program Kartu Sembako dibayarkan tiap bulan. Supaya kelompok masyarakat penerima bantuan tersebut memang punya income atau daya beli terus sampai dengan akhir tahun," paparnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya