Bola Ganjil: Komersialisasi Nama Maradona sebagai Tanda Kehebatan

Tidak ada nama lebih besar dari Maradona dalam hal mendeskripsikan kehebatan. Simak penjabarannya.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 05 Nov 2020, 00:30 WIB
Mantan bintang sepak bola, Diego Maradona menyapa penonton saat menyaksikan laga antara Argentina dan Kroasia dalam penyisihan Grup D Piala Dunia 2018 di Nizhny Novgorod Stadium, Nizhny Novgorod, Rusia, Kamis (21/6). (AP Photo/Ricardo Mazalan)

Liputan6.com, Jakarta - Selama lebih dari satu abad, produsen mobil mewah Rolls-Royce terlibat pertarungan hukum melawan perusahaan lain yang coba membonceng reputasi mereka.

Rolls-Royce bahkan memiliki departemen khusus yang memperhatikan masalah ini. Maka, jika ada seseorang menggunakan nama Rolls-Royce saat memasarkan produk terbaru, surat peringatan untuk berhenti pasti mereka terima.

Jika tidak, yang bersangkutan bakal diseret ke pengadilan karena melanggar hak kekayaan intelektual atau paten.

Di dunia sepak bola, popularitas Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi dalam satu dekade belakangan membuat keduanya mencapai level Rolls-Royce. Sudah banyak pemain lain yang menggunakan identitas bintang Portugal dan Argentina itu untuk mempromosikan diri.

Namun, mereka belum mencapai level seperti Diego Maradona. Nama sang legenda sepak bola asal Argentina sangat sering dipakai saat mengidentifikasikan talenta di lapangan hijau, terlepas memiliki kemampuan sejajar atau tidak dengannya.

Messi sendiri dulu sempat dijuluki titisan Maradona ketika memulai karier di Barcelona.

Saksikan Video Maradona Berikut Ini


Banyak dari Argentina

Lionel Messi dan Diego Maradona setelah laga Timnas Argentina kontra Korea Selatan di Piala Dunia 2010. (AFP/Gabriel Bouys)

Selain Messi, ada banyak pemain Argentina lain yang mendapat julukan Maradona baru. Hal ini tidak lepas dari obsesi masyarakat Negeri Tango menemukan idola baru yang bisa mempersembahkan prestasi.

Beberapa di antaranya adalah Diego Latorre, Marcelo Gallardo, Juan Roman Riquelme, Carlos Marinelli, Pablo Aimar, Ezequiel Lavezzi, Mauro Zarate, Sergio Aguero, Carlos Tevez, Andres D’Alessandro, Ariel Ortega, Javier Saviola, hingga Mauro Formica.


Maradona Purwodadi

Mantan penyerang timnas Indonesia, Tugiyo saat mengikuti latihan bersama tim Primavera Baretti di Stadion GBK Jakarta, Kamis (19/5/2016). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Namun, julukan berbau Maradona tidak mengenal batas geografis. Di Tanah Air sendiri ada dua nama yang pernah dikaitkan dengan eks bintang Napoli tersebut. Ada 'Maradona Indonesia' yakni Zulkarnaen Lubis dan 'Maradona Purwodadi' Tugiyo.

Ada beberapa Maradona lain yang sudah dikenal, di antaranya Gheorghe Hagi (Maradona Karpitia), Dejan Savicevic (Maradona Balkan), Emre Belozoglu (Maradona Bosporus), Gianfranco Zola (Maradona Italia), Paul Gascoigne (Maradona Inggris), Andreas Herzog (Maradona Alpen), Hidetoshi Nakata (Maradona Asia Timur), hingga Saeed Al-Owairan (Maradona Arab).


Lampaui Waktu, Disiplin, dan Bidang

Omar Sivori. (Istimewa)

Alasan seseorang dikaitkan dengan Maradona bukan hanya karena kemiripan gaya bermain atau fisik. Pemain bisa saja disematkan Maradona setelah mencetak gol menggunakan tangan.

Tidak hanya itu, Maradona juga melampaui waktu. Omar Sivori memiliki karier fantastis di Argentina dan Italia. Namun, capaiannya sudah dilupakan hingga dirinya disebut Maradona 1960-an.

Fenomena ini bahkan melewati batas disiplin olahraga dan bidang. Ada pemain hoki putra (Shahbaz Ahmed) dan putri (Luciana Aymar), bintang rugbi (Shahbaz Ahmed), pengarang Jepang (Ryu Murakami), dan pianis Amerika Serikat (Steve Clayton) yang dijuluki Maradona di profesi masing-masing.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya