Liputan6.com, Wina- Insiden penembakan terjadi di pusat kota Wina, Austria pada 2 November 2020.
Kepolisian setempat mengatakan bahwa sejumlah penembakan terjadi dekat dengan sinagoge besar di kota tersebut.
Advertisement
Kendati demikian, polisi menghimbau warga Wina untuk menjauhi semua tempat umum atau transportasi publik.
Dalam sebuah postingan di Twitter, kepolisian Wina menyampaikan bahwa terdapat "enam lokasi penembakan berbeda" dengan "satu orang tewas" dan "beberapa mengalami luka", "satu tersangka tewas ditembak oleh petugas polisi," seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (3/11/2020).
Pihak kepolisian juga menerangkan, "Beberapa tersangka yang membawa senjata senapan" terlibat dalam serangan itu sekitar pukul 8 malam waktu setempat.
Sementara menurut laporan kantor berita APA, Kementerian dalam Negeri Austria mengatakan bahwa seorang penyerang "tewas" dan lainnya "dalam pelarian".
Menteri Dalam Negeri Austria, Karl Nehammer menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris.
"Tampaknya ini serangan teror dengan beberapa orang terluka dan beberapa pelaku terlibat," tutur Nehammer kepada ORF.
"Kami meyakini ada beberapa pelaku. Namun sayangnya ada juga beberapa orang yang terluka, mungkin juga telah tewas," lanjutnya.
Saksikan Video Berikut Ini:
Penutupan pada Sinagog dan Sejumlah Perkantoran
Presiden Masyarakat Yahudi di Wina Austria, Oskar Deutsch mengatakan bahwa penembakan itu terjadi "di sekitar" sinagog Stadttempel.
Namun, belum adanya informasi yang jelas apakah sinagog itu menjadi sasaran serangan tersebut.
Deutsch juga menjelaskan bahwa sinagog dan sejumlah perkantoran di sekitar jalan itu telah ditutup saat penembakan terjadi.
"Bunyinya seperti petasan, lalu kami sadar itu tembakan," terang salah satu saksi mata yang dikutip ORF.
Saksi mata itu pun menambahkan, bahwa seorang pelaku terlihat "menembak secara liar dengan senjata otomatis" sebelum polisi tiba dan melepaskan tembakan.
Sebuah video yang menunjukkan seorang pria bersenjata berlari di jalan berbatu dan berteriak dilaporkan beredar di media sosial.
Tetapi, kantor berita Reuters belum dapat memverifikasi video tersebut.
Maka dari itu, kepolisian Wina menghimbau masyarakat agar tidak membagikan video dan foto yang terkait dengan insiden tersebut melalui media sosial.
"Ini membahayakan pasukan polisi serta penduduk sipil," jelas pihak kepolisian via Twitter.
Advertisement