Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) melaporkan progres penyaluran dana sebagai bentuk implementasi pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Direktur Keuangan BRI Heru Koesmahargyo membeberkan, perseroan telah melakukan restrukturisasi kredit bagi debitur terdampak Covid-19 senilai Rp 191,27 triliun kepada 2,93 juta debitur (per 25 Oktober 2020).
Advertisement
"Ini barangkali record restrukturisasi terbesar sepanjang sejarah, Rp 191 triliun," ujar Heru dalam webinar yang ditayangkan di kanal YouTube InfobankTV, Selasa (3/11/2020).
Lalu dalam penyaluran deposito pemerintah Rp 10 triliun (25 Juni - 7 Agustus), BRI berhasil melakukan ekspansi kredit hingga Rp 30 triliun kepada 695 ribu debitur. Sementara, deposito tambahan Rp 15 triliun (25 September - 17 Oktober) telah disalurkan Rp 15,06 triliun kepada 471 ribu debitur.
Heru melanjutkan, penjaminan kredit UMKM telah dilakukan BRI dengan nilai Rp 5,76 triliun kepada 9.442 debitur (30 Oktober 2020). "Juga subsidi bunga untuk UMKM senilai Rp 3,61 triliun kepada 6,57 juta debitur (2 November 2020)," ujar Heru.
Kemudian, untuk Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), BRI telah menyalurkan Rp 5,98 triliun kepada 2,4 juta penerima (31 Oktober 2020). Lalu, KUR Super Mikro senilai Rp 5,20 triliun untuk 589 ribu debitur (2 November 2020).
"Terakhir, bantuan subsidi gaji pekerja dan buruh Rp 3,27 triliun kepada 2,7 juta penerima (2 Oktober 2020), jadi ini bantuan yang jumlahnya Rp 600 ribu, diberikan 2 fase sehingga sampai Desember penerima akan menerima Rp 2,4 juta," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BRI Syariah Cetak Kenaikan Laba Bersih 238 Persen di Kuartal III 2020
PT Bank BRIsyariah Tbk (BRI Syariah) mencatatkan lonjakan laba bersih 238 persen secara tahunan pada kuartal III 2020. Di September 2020, laba bersih perseroan di angka Rp 190,5 miliar.
"Peningkatan laba bersih BRI Syariah di triwulan III 2020 didukung oleh optimalisasi fungsi intermediasi yang diikuti dengan pengendalian beban biaya dana," kata Direktur Utama BRI Syariah Ngatari dalam siaran pers, Jakarta, Senin (26/10/2020).
Aset BRI Syariah tercatat Rp 56 triliun di kuartal III 2020. Meningkat 51,4 persen dibandingkan kuartal III 2019.
Hal yang sama juga terjadi pada pembiayaan yang mengalami peningkatan. Sampai triwulan III 2020, BRI Syariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 40 triliun. Tumbuh mencapai 57,9 persen (yoy).
Pertumbuhan pembiayaan ini ditopang segmen Ritel (SME, Mikro dan Konsumer) untuk memberikan imbal hasil yang lebih optimal. Secara rinci, pada triwulan III 2020, komposisi pembiayaan konsumer menjadi yang dominan dalam penyaluran pembiayaan di BRI Syariah.
Pembiayaan konsumer ini menjadi salah satu fokus penyaluran pembiayaan BRI syariah karena memiliki risiko yang rendah. Sebab, kata Ngatari pembiayaan konsumer ini berdasarkan asset based (KPR) dan Salary Based (pembiayaan multi guna).
Total pembiayaan konsumer yang disalurkan BRI Syariah hingga triwulan III 2020 mencapai Rp 12,2 triliun atau tumbuh sebesar 53,77 persen (yoy). Sementara itu, pembiayaan mikro BRIsyariah juga memberikan kontribusi besar terhadap total pembiayaan di BRIsyariah.
Penyaluran pembiayaan mikro BRI Syariah tercatat sebesar Rp 10,9 triliun, tumbuh sebesar 185 persen (yoy).
Pembiayaan KUR yang masuk di segmen mikro mencatat pertumbuhan positif. Penyaluran KUR BRI Syariah di bulan September 2020 telah mencapai 95% dari target total di tahun 2020.
"Total target KUR BRI Syariah di 2020 adalah Rp 4,5 triliun. Alhamdulillah di bulan September 2020 kami telah menyalurkan Rp4,3 triliun. Artinya hampir tercapai 100 persen dari target," kata Ngatari.
Advertisement