Sempat Akan Dilengserkan, CEO Twitter Kini Dapat Dukungan Dewan Direksi

Dewan direksi Twitter menyatakan dukungannya kepada sang CEO, Jack Dorsey. Mereka yakin dengan struktur perusahan yang ada saat ini.

oleh Andina Librianty diperbarui 03 Nov 2020, 17:30 WIB
Jack Dorsey, CEO Twitter (AP/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Dewan direksi Twitter menyatakan dukungannya kepada sang CEO, Jack Dorsey. Mereka yakin dengan struktur perusahan yang ada saat ini.

"Komite menyatakan kepercayaannya pada manajemen dan merekomendasikan bahwa struktur saat ini tetap ada," demikian pernyataan dewan direksi Twitter, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (3/11/2020).

Direksi Twitter mengutip "produk yang meningkat secara signifikan", dan performa finansial pada kuartal III 2020 ketika pendapatan tumbuh 14 persen year-on-year (YoY) menjadi USD 936 juta.

Dorsey pada awal tahun ini melawan upaya investor Elliott Management untuk melengserkannya dengan menyetujui target pertumbuhan.

Kesepakatan itu memberi waktu bagi Dorsey, yang juga CEO Square, untuk menunjukkan kepada Elliott bahwa dia dapat menjalankan dua perusahaan publik sekaligus.

Twitter memiliki 187 juta pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi selama kuartal III. Jumlah tersebut di bawah ekspektasi analis yaitu 195,2 juta pengguna.

Adapun dukungan terhadap Dorsey muncul saat media sosial menghadapi tekanan kuat untuk memerangi misinformasi terkait Pilpres AS pada hari ini, Selasa (3/11).


Twitter Hapus Kicauan Mahathir Mohamad yang Komentari Serangan di Prancis

Twitter pada Kamis 29 Oktober 2020, menghapus twit mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, karena melanggar aturan yang melarang mendukung kekerasan.

Twit tersebut memicu ledakan kemarahan di media sosial dan banyak pengguna mengkritik Mahathir.

Sekretaris Sektor Digital Prancis, Cedric O, juga mengecam unggahan tersebut dan mendesak Twitter  menangguhkan akun Mahathir.

Ia mengatakan dalam sebuah twit, "Saya baru saja berbicara dengan Managing Director Twitter Prancis. Akun mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad harus segera ditangguhkan. Jika tidak, Twitter akan menjadi kaki tangan seruan resmi pembunuhan."

Twitter pertama kali menandai twit Mahathir dengan disclaimer yang menyatakan bahwa unggahannya melanggar peraturannya. Situs jejaring sosial tersebut kemudian menghapus sepenuhnya twit tersebut, tapi membiarkan sisa utas Twitter tetap utuh.


Latar Belakang

Hal itu terjadi menyusul kritik Presiden Prancis, Emmanuel Macron, terhadap Islam radikal setelah seorang guru sekolah dipenggal kepalanya oleh anak berusia 18 tahun karena memperlihatkan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad di kelas.

Dalam utas 13 twit, Mahathir mengecam Macron karena tidak "beradab" dan "sangat primitif dalam menyalahkan agama Islam dan Muslim atas pembunuhan guru sekolah".

(Din/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya