Liputan6.com, Washington D.C - Twitter menandai tweet dari Donald Trump, yang secara tidak berdasar mengklaim keputusan mahkamah agung baru-baru ini akan menyebabkan penipuan pemilih, sebagai informasi salah.
Hanya beberapa jam sebelum pemungutan suara, Trump menulis cuitan di Twitter tanpa alasan bahwa keputusan mahkamah agung negara bagian yang memungkinkan pejabat pemilihan untuk menghitung surat suara yang tiba hingga tiga hari setelah hari pemilihan "akan memungkinkan kecurangan yang merajalela dan tidak terkendali," seperti mengutip laman The Guardian, Selasa (3/11/2020).
Advertisement
Menurut Trump, keputusan itu "akan menyebabkan kekerasan di jalanan".
Twitter menambahkan juga dalam tweet Trump, mengatakan bahwa isinya "diperdebatkan" dan "mungkin menyesatkan".
"Kami memberi peringatan pada Tweet yang Anda referensikan karena membuat klaim yang berpotensi menyesatkan tentang pemilu," kata juru bicara Twitter.
"Tindakan ini sejalan dengan Kebijakan Integritas Sipil kami, dan seperti standar peringatan ini, kami akan secara signifikan membatasi keterlibatan di tweet ini."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cuitan Trump Kerap Menyesatkan
Platform media sosial Twitter telah menghapus tweet yang berisi "informasi palsu atau menyesatkan yang dimaksudkan untuk merusak kepercayaan publik dalam pemilu atau proses sipil lainnya", "klaim yang disengketakan" yang dapat merusak kepercayaan dalam proses tersebut, dan "klaim menyesatkan" tentang hasil dari sebuah pemilihan.
Twitter juga tidak mengizinkan retweet posting semacam itu.
Pengguna dapat mengutip-tweet beberapa di antaranya untuk menambahkan konteks penjelasan.
Sebelumnya pada bulan September, Twitter memasang pemberitahuan "kepentingan publik" pada tweet Trump lainnya yang membagikan informasi yang salah tentang pemungutan suara.
Advertisement