Liputan6.com, Jakarta Ahli virologi Universitas Udayana Profesor I Gusti Ngurah Mahardika mengungkapkan, saat ini proses pengembangan suatu vaksin sudah bisa lebih cepat dibandingkan di masa lalu.
"Zaman dulu tentu harus mendapat agennya dulu yang murni, setelah itu diperbanyak dan kemudian disiapkan sebagai vaksin," kata Mahardika dalam dialognya yang disiarkan dari Youtube Sekretariat Presiden, dikutip Selasa (3/11/2020).
Advertisement
Dalam perbincangannya dengan dokter Reisa Broto Asmoro, Mahardika mengatakan, proses tersebut membutuhkan waktu yang lama. Namun saat ini, prosesnya bisa cepat karena ada bantuan teknologi.
"Zaman sekarang, masih juga ditemukan dulu agen yang pertama, termasuk vaksin Sinovac yang akan masuk ke Indonesia itu dengan COVID-19 murni, tetapi teknologi yang lain memungkinkan kita melakukannya dengan sangat cepat," tambahnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Bibit Vaksin Bisa Ditemukan dalam Waktu Dua Bulan
Di masa sekarang, teknologi saat ini memungkinkan peneliti untuk mengetahui gen tanpa memerlukan virus dan agen penyakitnya, sehingga bisa dibuat bentuk sintetiknya.
"Zaman dulu perlu waktu lama untuk menemukan bibitnya saja, zaman now bibit itu bisa ditemukan dalam satu sampai dua bulan saja."
Mahardika melanjutkan, waktu proses pengembangan vaksin saat ini juga tergantung dari ragam bentuk penelitian yang dilakukan, misalnya bahan pembuat vaksin hingga proses regulasinya.
Ia mengatakan, vaksin COVID-19 yang tengah dikembangkan saat ini memang memungkinkan akselerasi mengingat penyakit tersebut sudah menjadi pandemi.
Meski begitu, Mahardika mengatakan untuk aspek kualitas, daya guna, dan keamanan pada vaksin COVID-19, tetap "tidak ada kompromi sama sekali" hanya saja, percepatan bisa dilakukan di proses regulasi.
Advertisement