Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Poltracking Indonesia Faisal Arif menyayangkan pemberitaan media lokal Sulteng yang memutarbalikkan hasil survei yang dilakukan pihaknya. Media tersebut juga dinilai menggiring opini dengan menyebutkan Potracking Indonesia, mengakui bahwa menerima pesanan survei dari salah satu pasangan calon gubernur.
Faisal menyampaikan bahwa lembaga survei mempunyai metodelogi, manajemen, dan proses pelaksanaan yang jelas.
Advertisement
"Lembaga survei punya metodologi, manajemen dan proses survei yang akurat," tutur Faisal, Selasa (3/11/2020).
Faisal berani menunjukan cara kerja lembaga survei dalam bekerja.
Faisal juga menyebutkan bahwa Poltracking Indonesia sudah lama berdiri dengan kredibilitasnya. Ia sangat menyayangkan tuduhan dan tulisan yang sarat pemelintiran tersebut.
Oleh sebab itu Faisal menutut hak jawab dari media lokal tersebut dan permintaan maaf kepada pihak Poltracking Indonesia.
"Kami menunggu 1x24 jam hak jawab dan permintaan maaf tersebut,” tegas Faisal.
Hasil Survei
Sebelumnya, Poltracking Indonesia merilis surveinya terkait peta kekuatan elektoral calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah 2020. Hasilnya, Calon Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura dan Ma'mun Amir elektabilitasnya unggul 56,8 persen.
Peneliti Poltracking Indonesia, Faisal Arief Kamil, mengatakan survei dilakukan untuk mengukur popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas pasangan calon. Survei dilakukan pada 20-24 Oktober 2020.
"Elektabilitas pasangan calon Rusdy Mastura dan Ma'mun Amir 56,8 persen, unggul dari pasangan calon M Hidayat lamakarate dan Bartholemeus Tandigala dengan presentase 25,0 persen. Selisih 31,8 persen," kata Faisal saat merilis hasil survei di Hotel Best Western Plus, Birobuli Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu Senin (2/11/2020).
Advertisement