Donald Trump Akan Lanjutkan Agenda America First Bila Terpilih Lagi

Bila terpilih lagi, Donald Trump menganggap rakyat merestui agendanya yang tidak pro-globalisasi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Nov 2020, 12:06 WIB
Presiden Donald Trump melemparkan masker dari atas panggung ke kerumunan pendukung saat berkampanye di Bandara Internasional Orlando Sanford di Sanford, Florida, Senin (12/10/2020). Donald Trump kembali berkampanye untuk pertama kalinya usai dinyatakan negatif Covid-19. (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Jakarta Apabila Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali berkuasa, ia dinilai akan melanjutkan agenda America First. Ini berarti AS akan terus mengutamakan kepentingan domestik ketimbang internasional. 

Selama memerintah di periode pertama, Presiden Donald Trump berulang kali menunjukan siap anti-globalisme. Ia mengutamakan pebisnis AS, enggan terlibat di konflik Timur Tengah.

Donald Trump bahkan berani mengkritik NATO karena masalah anggaran, serta keluar dari WHO karena organisasi itu dinilai pro-China, meski AS memberi anggaran terbanyak.

"Trump orangnya sangat transaksional," ujar Guru Besar Politik Internasional Aleksius Jemadu kepada Liputan6.com, Rabu (4/11/2020).

"Maka Trump akan menggunakan hubungan interasional sebagai instrumen untuk America First itu dan itu sesuatu yang dia akan tingkatkan setelah dia tahu 'saya didukung' (pada pemilu 2020)," lanjut Aleksius. 

Aleksius menyiratkan hal itu bisa menjadi masalah, sebab Indonesia butuh kerja sama internasional pada pandemi COVID-19 sebab sumber daya internal belum mencukupi. Pendekatan multilateralisme itu disebut lebih mungkin terjadi apabila Joe Biden yang terpilih. 

Berbeda dari Donald Trump, pemerintahan Joe Biden diprediksi akan melanjutkan pendekatan negosiasi ala mantan Presiden Barack Obama.

"Maka kita lihat bahwa pendekatan yang lebih multilateral untuk negotiate adalah hal yang bisa kita antisipasi," jelas Aleksius.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Infografis Pemilu AS 2020


Kehadiran AS Tetap Penting untuk Penyeimbang

Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sebelum melakukan pertemuan di resor Mar a Lago, Florida, Kamis (6/4). Isu perdagangan dan Korea Utara diperkirakan menjadi isu utama pembahasan kedua pemimpin negara tersebut. (AP Photo/Alex Brandon)

Aleksius berkata kehadiran AS di wilayah Asia Pasifik adalah hal penting. Mereka bertugas sebagai penyimbang kekuatan. 

"Untuk Indonesia tentu kita berharap bahwa kepentingan nasional kita tetap bisa kita realisasikan mengingat amerika adalah mitra strategis Indonesia," jelas Aleksius. 

Kehadiran AS di kawasan terutama berdampak ke pengaruh China di kawasan. Kehadiran AS dinilai konstruktif bagi stabilitas kawasan.

"Kita tak menginginkan apakah ada dominasi AS atau Tiongkok, maka perlu kehadiran AS di Asia Tenggara. Ini adalah kehadiran konstruktif. Dia memberi stabilisasi," pungkas Alexius.


Peta Hasil Pemilu AS 2020

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya