Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa dirinya harus menjalani karantina mandiri usai berkontak dengan seseorang yang positif COVID-19.
"Saya baik-baik saja dan tanpa gejala, tetapi akan melakukan karantina mandiri dalam beberapa hari mendatang, sesuai protokol WHO," kata Tedros dalam konferensi pers virtual pada Senin pekan ini, dikutip dari laman resmi WHO pada Rabu (4/11/2020).
Advertisement
Terkait hal ini, WHO membantah bahwa Tedros dinyatakan positif COVID-19. Pernyataan ini mereka keluarkan usai berembus kabar yang menyebut bahwa pria 55 tahun itu terinfeksi virus corona.
Dikutip dari AP News, WHO menyebut bahwa Tedros belum melakukan tes COVID-19 sama sekali. Mereka juga menyebut bahwa ia tidak diharuskan menjalani tes berdasarkan "protokol saat ini."
"Pengujiannya akan bergantung pada datangnya gejala atau sebaliknya, ia mungkin akan diuji di hari-hari yang akan datang," kata Mike Ryan, Kepala Kedaruratan WHO dalam konferensi persnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Risiko Penularan di Kantor Pusat WHO
Selain itu, Maria Van Kerkhove, Kepala Teknis WHO untuk Pandemi COVID-19 mengatakan bahwa tidak ada penularan virus corona di kantor WHO di Jenewa, Swiss. "Tetapi ini adalah sesuatu yang kami pantau setiap hari," ujarnya.
Karantina mandiri yang dilakukan Tedros menyoroti risiko dan tantangan yang dihadapi banyak organisasi dalam mencegah COVID-19, termasuk kantor agensi Persatuan Bangsa-Bangsa tersebut, yang berisii pakar medis, ilmuwan, dan ahli virus.
Ryan mencatat bahwa staf yang memasuki gedung telah menjalani pemeriksaan suhu saat datang. Mereka juga diminta untuk melaporkan status kesehatannya setiap hari. Apabila sakit di rumah atau di kantor, mereka juga akan mendapatkan mekanisme respon dengan segera.
"Ini bukan situasi tanpa risiko, kami telah mengatakannya berulang kali," kata Ryan. "Saat ini tidak ada lingkungan di dunia yang tanpa risiko."
Di Jenewa sendiri, dilaporkan telah terjadi peningkatan kasus COVID-19. Pada Minggu waktu setempat, pembatasan yang lebih ketat telah diberlakukan di sana usai lebih dari seribu kasus baru dilaporkan setiap harinya.
Advertisement