Liputan6.com, Jakarta Hubungan harmonis antara suami dan istri dapat terganggu apabila ada masalah pada psikis yang dialami salah satu dari mereka. Untuk itu, penting bagi keduanya dapat saling terbuka dan berkomunikasi dengan baik satu sama lain.
Dokter Tjhin Wiguna, spesialis kejiwaan Departemen Medik Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM mengatakan, untuk istri, Anda bisa mulai mendeteksi dini masalah psikis pada suami dengan melihat dari beberapa aspek yaitu emosi, perilaku, dan pikiran.
Advertisement
"Kalau kita melihat pasangan kita berubah emosinya secara mendadak, yang tadinya baik, jadi menyebalkan, marah-marah terus, mungkin kita mencurigai, ada sesuatu tidak sih dari pasangan kita," kata Tjhin dalam sebuah temu media beberapa waktu lalu, ditulis Rabu (4/11/2020).
Tjhin mengatakan, apabila sebelumnya suami memiliki sikap yang halus dan baik, tiba-tiba menjadi lebih agresif baik, istri juga harus mulai curiga apakah ada sesuatu yang terjadi pada pasangannya.
"Yang tadi pikirannya lurus-lurus saja, sekarang lebih cenderung memikirkan hal-hal negatif, kekhawatiran, kecemasan, itu juga jadi pertanda ada sesuatu pada pasangan kita."
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Saling Terbuka Antar Suami dan Istri
Tjhin mengatakan, sebagai sebuah pasangan, istri juga harus bisa memahami, mengerti, dan membaca tanda-tanda masalah yang tidak terucap, tetapi tersirat dari perilaku, sikap, dan respon emosi suami sehari-hari.
"Kita harus mampu berempati dengan pasangan kita. Kalau kita berempati berarti kita mampu merasakan apa yang dia rasakan."
Menurutnya dalam sebuah hubungan rumah tangga, dibutuhkan keterbukaan baik dari sisi suami maupun sisi istri. Tjhin mengatakan, kedua belah pihak pun terkadang mengalami masalah untuk saling terbuka satu sama lain.
"Kalau terjadi hal seperti ini, komunikasi di dalam rumah tidak berjalan efektif."
Apabila terjadi masalah psikis yang berdampak pada terganggunya keharmonisan suami istri, Tjhin merekomendasikan Anda untuk melakukan konseling pernikahan. Hal ini juga bertujuan untuk membantu agar suami dan istri lebih mampu mengemukakan pendapat dan perasaannya.
"Seringkali juga, pasangan datang ke saya lalu mengatakan 'takut kalau ngomong A nanti pasangan saya marah tidak ya' berarti dia dan pasangannya belum memahami satu sama lain, dia tidak tahu apa yang akan melukai pasangannya atau membuat pasangannya nyaman atau tidak nyaman."
Advertisement