Dampak Pandemi, Singapore Airlines Buka Pelatihan Manajemen

Program pelatihan tersebut meliputi layanan pelanggan dan manajemen krisis yang diluncurkan di bawah Akademi Singapore Airlines.

oleh Henry diperbarui 04 Nov 2020, 15:03 WIB
Ilustrasi maskapai Singapore Airlines. (dok. Instagram @singaporeairid/https://www.instagram.com/p/B8yWUHCAcp8/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta -  Dunia penerbangan jadi salah satu sektor terdampak pandemi Covid-19. Berbagai usaha pun dilakukan karena jumlah penumpang pesawat menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir, termasuk oleh Singapore Airlines (SIA). Pihaknya melakukan cara unik untuk menyiasati minimnya pemasukan akibat pandemi.

Dilansir dari laman Channel News Asia, Rabu (4/11/2020), terhitung awal bulan ini, Singapore Airlines baru saja meluncurkan paket pelatihan untuk mendapat pemasukan di tengah kondisi krisis.

Program kursus tersebut meliputi layanan pelanggan dan manajemen krisis yang diluncurkan di bawah Akademi Singapore Airlines. Setelah menyelenggarakan kursus selama tiga hari bagi 25 petugas perawatan pasien di Rumah Sakit Khoo Teck Puat pada September lalu, Singapore Airlines kini memperluas layanannya pada perusahaan di bidang ritel, makanan, dan industri konstruksi.

Menurut Wakil Presiden Senior SIA, Vanessa Ng, pihaknya menerima banyak permintaan dari berbagai lembaga yang ingin mengetahui bagaimana perusahaan mencapai reputasi dalam layanan industri dan transformasi digital.

"Singapore Airlines Academy punya potensi untuk menambah sumber pendapatan baru di tahun-tahun mendatang," terang Vanessa.

Namun, maskapai Singapura itu menolak mengungkap pendapatan yang diproyeksikan dari program terbaru itu. Kapten Senthilvalavan Ganapathi, seorang pilot dengan pengalaman terbang selama 21 tahun dan kini jadi pelatih akademi, mengatakan bahwa pandemi membuat Singapore Airlines memperluas layanan di luar penerbangan.

Sebelum pandemi, Kapten Senthilvalavan membantu melatih sekitar 200 pilot per tahun. Ia menuturkan, peran pilot telah berevolusi dari sekadar mengoperasikan mesin jadi mengelola sumber daya manusia dan bisa cepat bertindak dalam situasi tak terduga.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Memangkas Staf

Pengunjung menunggu untuk menikmati makan siang perdana di Restaurant A380 @Changi di pesawat Airbus A380, di Bandara Internasional Changi, 24 Oktober 2020. Restoran A380 @Changi menyajikan pengalaman makan eksklusif dalam pesawat Singapore Airlines A380 pada 24-25 Oktober. (ROSLAN RAHMAN/AFP)

Sekarang, Kapten Senthilvalavan berharap bisa belajar dari orang-orang yang ia latih. "Keterampilan ini dapat ditransfer ke industri lain. Mengajar milenial juga bisa membantu saya lebih memahami dan berhubungan dengan generasi muda, dan tentunya menambah wawasan," ucapnya.

Tak hanya menggelar pelatihan, Singapore Airlines juga meluncurkan penerbangan tanpa tujuan yang akan berangkat dari dan mendarat di Bandara Changi dalam upaya meningkatkan bisnisnya yang terpukul akibat pandemi Covid-19.

Mereka juga berencana menjajaki kemitraan dengan Badan Pariwisata Singapura guna menarik penumpang yang tertarik membayar sebagian untuk penerbangan tersebut dengan kredit pariwisata pemberian pemerintah.

Seperti maskapai lain, SIA telah terpukul parah selama pandemi. Grup SIA, yang juga mencakup maskapai regional SilkAir dan maskapai hemat Scoot, mengumumkan pada 10 September 2020 bahwa mereka akan memangkas sekitar 4,3 ribu posisi, dengan perkiraan 2,4 ribu staf diperkirakan akan terpengaruh setelah memperhitungkan langkah-langkah sebelumnya seperti pembekuan perekrutan.

Infografis Heboh Penumpang Pesawat Membeludak (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya